Ini Alasan Periksa Risiko Kanker Payudara Dilakukan Sejak Usia 20 Tahun

Rabu, 31 Juli 2019 | 20:10 WIB
Ini Alasan Periksa Risiko Kanker Payudara Dilakukan Sejak Usia 20 Tahun
Periksa risiko kanker payudara sejak muda. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ini Alasan Periksa Risiko Kanker Payudara Dilakukan Sejak Usia 20 Tahun

Kanker payudara adalah salah satu jenis kanker tertinggi pada perempuan. Data GLOBOCAN pada tahun 2012 menyebut insiden kanker payudara dialami oleh 38 dari 100.000 perempuan Indonesia.

Menurut laporan World Health Organization (WHO) yang dirilis pada 2018, dari populasi dunia, 6,6 persen tercatat pasien meninggal karena kanker payudara dan 11,6 persen terdekteksi kasus baru.

Berdasarkan data tersebut, ahli kesehatan masyarakat Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr.PH., menyatakan kekhawatirannya melihat meningkatnya pasien penderita kanker payudara tahap lanjut di Indonesia. Oleh sebab itu, ia menyerukan pentingnya edukasi dan sosialisasi deteksi dini kanker payudara.

Baca Juga: Lovepink Ajak Kampanye Kanker Payudara dengan Lari Marathon

"Kanker payudara tergolong dapat diobati apabila terdeteksi saat stadium awal. Menurut data WHO, 1 dari 8 perempuan di dunia saat ini akan terdiagnosa kanker payudara. Sangat baik apabila kita bisa meningkatkan pemahaman pentingnya mencegah dan melakukan deteksi dini secara regular," kata profesor Hasbullah kepada Suara.com, Rabu (31/7/2019) di Jakarta Pusat.

Saat ini, sambungnya, usia penderita terkena kanker menurun. Usia di 30-an kini sudah rentan, maka setiap orang harus waspada kanker payudara, caranya dengan memeriksakan diri ke dokter dan periksa sendiri.

Ilustrasi kanker payudara. (Shutterstock)
Ilustrasi kanker payudara. (Shutterstock)

"Mulai usia 20-an sebaiknya lakukan pemeriksaan setiap tahun. Lebih baik mengeluarkan biaya Rp 5 juta daripada keluar biasa Rp 1 miliar untuk pengobatan. Jika terdeteksi di awal, maka peluang kesembuhannya lebih besar," katanya

Dengan demikian, sambungnya, lebih banyak masyarakat yang dapat menghindar dari pengobatan tahap lanjut, yang cenderung menguras kondisi fisik dan emosi penderita dan keluarganya. Ia juga mengatakan, meski kanker payudara kebanyakan dialami perempuan, namun lelaki juga berisiko mengidap kanker payudara.

"Seringkali kanker payudara dianggap hanya mengarah ke perempuan, sehingga laki-laki tidak peduli. Padahal, risikonya sama, oleh sebab itu langkah pencegahan yang perlu dilalukan pun sama," tukasnya.

Baca Juga: Lakukan Bayi Tabung di Usia 40 Tahun, Risiko Kanker Payudara Meningkat

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI