Studi Sebut Cuaca Panas Tingkatkan Risiko Bunuh Diri, Kok Bisa?

Vika Widiastuti Suara.Com
Senin, 29 Juli 2019 | 13:55 WIB
Studi Sebut Cuaca Panas Tingkatkan Risiko Bunuh Diri, Kok Bisa?
Cuaca panas bisa merusak kulit wajah bila tak dilindungi dengan tabir surya. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah studi baru mengungkapkan bahwa pemanasan global memberikan dampak besar terhadap risiko bunuh diri. Disebutkan bahwa cuaca panas bisa meningkatkan angka bunuh diri dan penggunaan bahasa depresi di media sosial. Hal ini didasarkan pada sebuah studi yang menganalisis lebih dari setengah miliar tweet.

Dilansir dari thehealthsite, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Climate Change menjelaskan bahwa perubahan iklim bisa sama menghancurkannya dengan pengaruh resesi ekonomi atau kelesuan dalam kegiatan dagang hingga meningkatkan risiko bunuh diri.

Temuan menunjukkan bahwa kenaikan suhu hingga tahun 2050 diproyeksikan bisa menyebabkan 21.000 kasus bunuh diri di Amerika Serikat dan Meksiko. "Yang lebih mengejutkan lagi Efek ini sedikit berbeda berdasarkan seberapa kaya populasi atau jika mereka menggunakan penghangat ruangan," ujar ketua peneliti Marshall Burke, Asisten Profesor di Universitas Stanford.

Para peneliti pun mengakui bahwa selama berabad-abad, bunuh diri cenderung memuncak selama bulan-bulan yang panas. Namun banyak faktor di luar suhu yang juga musiman berpengaruh terhadap angka bunuh diri, seperti tingkat pengangguran atau jumlah siang hari. 

Baca Juga: Menyanyi Ekspresikan Suasana Hati, Baik untuk Kesehatan Mental Lho

Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap risiko bunuh diri, peneliti membandingkan suhu secara historis dengan data bunuh diri di ribuan negara bagian Amerika Serikat dan Meksiko selama beberapa dekade.

Ilustrasi cuaca panas, panas terik, dehidrasi, pusing. (Shutterstock)
Ilustrasi cuaca panas, panas terik, dehidrasi, pusing. (Shutterstock)

Tim peneliti juga menganalisis penggunaan bahasa lebih dari setengah miliar unggahan di Twitter untuk mengetahui apakah suhu panas memengaruhi kesejahteraan mental.

Dalam studi ini, mereka menganalisis apakah tweet mengandung bahasa, seperti "kesepian", "terperangkap", atau "bunuh diri" lebih sering selama cuaca panas.

Selain itu, untuk memahami bagaimana perubahan iklim di masa depan bisa memengaruhi tingkat bunuh diri, tim menggunakan proyeksi dari model iklim global.

Ilustrasi bunuh diri. (Shutterstock)
Ilustrasi bunuh diri. (Shutterstock)

Disebutkan bahwa, kenaikan suhu pada 2050 bisa meningkatkan tingkat bunuh diri sebesar 1,4 persen di Amerika Serikat dan 2,3 persen di Meksiko.

Baca Juga: Studi: Malu karena Kelebihan Berat Badan Pengaruhi Kesehatan Mental

"Suhu yang panas tentu bukan satu-satunya yang menyebabkan, atau yang paling penting adalah faktor risiko untuk bunuh diri," Buke menekankan.

Menurutnya, temuan ini bisa menunjukkan bagaimana panas dapat memberikan dampak terhadap risiko bunuh diri. Sehingga penting untuk memiliki pemahaman terhadap kesehatan mental dan risiko dari peningkatan suhu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI