Suara.com - Setelah minum minuman beralkohol, efeknya memang tidak akan bertahan selamanya. Meski begitu, ternyata alkohol bertahan di dalam tubuh lebih lama dari yang kita kira.
Orang tahu bahwa meminum alkohol terlalu banyak membahayakan hati. Hati menyaring darah dari saluran pencernaan ke seluruh tubuh. Dalam proses memecah alkohol yang dikonsumsi, hati akan menemukan racun.
Hal ini akan menyebabkan pengurangan aliran darah dan dapat menyebabkan sel-sel hati menjadi mati. Menghentikan fungsi hati yang memainkan peran penting lebih dari sekadar detoksifikasi.
Melansir Asia One, setiap individu memecah alkohol pada tingkat yang berbeda.
Baca Juga: Viral Kakek Cekoki Bayi 1 Bulan Minuman Alkohol, Ini Dampaknya pada Otak
Namun secara umum, orang dapat memetabolisme setengah gelas setiap jamnya, menurut direktur National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism, George Koob.
Dia menjelaskannya dalam kadar alkohol dalam darah (blood alcohol content, BAC), yang dihitung sebagai persentase dari gram alkohol yang dikonsumsi per 100 mililiter darah.
"Jika Anda berada di 0,08 BAC, lalu tidak minum lagi, dalam dua jam Anda mungkin akan berada pada 0,05," katanya. Ini berarti BAC rata-rata orang lebih rendah sekitar 0,015 per jam.
Jika peminum mempunyai berat sekitar 70 kilogram, hanya empat gelas alkohol yang dapat tubuh terima.
Namun demikian, tubuh setiap orang bereaksi berbeda terhadap alkohol. Temuan di atas hanyalah rata-rata dalam hal penggunaan alkohol.
Baca Juga: Demi Terlihat 'Keren', Seorang Kakek Beri Minum Cucunya Sendiri Alkohol
Setelah melihat waktu yang dibutuhkan tubuh untuk sepenuhnya memetabolisme alkohol, berapa lama yang dibutuhkan tubuh agar alkohol tidak terdeteksi?
Menurut American Addiction Center, alkohol dapat dideteksi hingga 6 jam dalam darah, sekitar 12 hingga 24 jam dalam napas, urin, dan air liur, serta rambut sampai 90 hari lamanya.