Menkes Resmikan Pabrik Bioteknologi Mikroalga Pertama di Asia Tenggara

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 25 Juli 2019 | 16:57 WIB
Menkes Resmikan Pabrik Bioteknologi Mikroalga Pertama di Asia Tenggara
Menteri Kesehatan RI resmikan pabrik bioteknologi mikroalga di Kendal, Jawa Tengah, Kamis (25/7/2019). (Suara.com/Adam Iyasa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menkes Resmikan Pabrik Bioteknologi Mikroalga Pertama di Asia Tenggara

Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati yang berlimpah untuk dijadikan bahan baku obat, salah satunya adalah mikroalga.

Menteri Kesehatan RI Nila F. Moeloek mengatakan sesuai program pemerintah Presiden Jokowi, Kemenkes akan membuat bahan baku obat sendiri untuk tidak tergantung kepada kebutuhan farmasi dan mengimpor dari negara lain.

Adanya pabrik bioteknologi mikroalga yang dibangun oleh PT Evergen Resources di Kendal, Jawa Tengah, merupakan salah satu upaya pemerintah menciptakan industri ketahanan farmasi nasional secara mandiri.

Baca Juga: Teliti Virus Dengue, Guru Besar FKUI Terima Penghargaan dari Menkes

"Saya pernah diancam (Presiden), jika saya tidak bisa buat obat sendiri maka Pak Presiden akan impor semua obat. Lalu saya minta waktu, dan perlahan kini sudah mulai terlihat," kata Menkes Nila, usai meresmikan pabrik mikroalga PT Evergen Resources (ER), di Kendal Jawa Tengah, Kamis (25/7/2019).

Menkes percaya PT Evergen Resources dapat memenuhi kebutuhan bahan baku natural astaxanthin (antioksidan) bagi industri farmasi dan industri makanan. Saat ini, kebutuhan astaxanthin masih dipenuhi melalui impor dari Jepang, China, dan India.

Astaxanthin yang dihasilkan dari alga atau ganggang, juga mengandung anti oksidan yang sangat tinggi dan bisa dimanfaatkan sebagai bahan suplemen untuk tubuh dan juga bahan baku kosmetik.

"Pabrik ini menjadi yang pertama kali di Asia Tenggara, jadi bisa untuk kebutuhan nasional sampai ekspor ke negara lain," katanya.

Pihaknya tak mempermasalahkan, jika dalam pengembangan industri farmasi nasional untuk memproduksi bahan baku maupun produk obat masih bermitra (joint venture) dengan negara lain.

Baca Juga: Ikan Asin Lagi, Ini Saran Menkes Nila Agar Konsumsinya Tak Bikin Hipertensi

"Kita tidak berkerja sendiri, banyak belajar dari negara lain sebagai terobosan transfer teknologi. Terakhir PT CKD Oto kerjasama Korsel tentang obat kanker (onkologi), dengan India untuk obat HIV. Saya bangga bisa dibuat di Indonesia," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI