Parasit Malaria di Asia Tenggara Semakin Kebal Obat

Ade Indra Kusuma Suara.Com
Rabu, 24 Juli 2019 | 11:27 WIB
Parasit Malaria di Asia Tenggara Semakin Kebal Obat
Ilustrasi vaksin malaria. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Parasit Malaria di Asia Tenggara Semakin Kebal Obat

Para ilmuwan memperingatkan, jenis-jenis (strains) parasit malaria yang resisten atau kebal terhadap dua obat anti malaria.

Hal ini diutarakan setelah parasit pada malaria utama yang dominan menyebar dengan cepat dari Kamboja, lalu ke Vietnam, Laos, dan bagian utara Thailand.

Seperti dilaporkan oleh Reuters, dengan menggunakan pengamatan genomik untuk melacak malaria yang resisten terhadap pengobatan, para ilmuwan menemukan parasit malaria jenis KEL1/PLA1 juga sudah berevolusi dan menyerap mutasi genetik baru yang membuatnya makin kebal terhadap berbagai obat-obatan.

Baca Juga: Sedang Diteliti, Cara Bunuh Parasit Malaria Sebelum Jadi Penyakit

“Kami mendapati (parasit) sudah menyebar secara agresif, menggantikan parasit-parasit malaria lokal dan menjadi tipe dominan di Vietnam, Laos dan di timur laut Thailand,” kata Roberto Amato, yang bekerja sama dengan satu tim dari Institut Wellcome Sanger Inggris, Universitas Oxford, dan Universitas Mahidol di Thailand seperti mengutip VOAIndonesia.

Malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium yang dibawa oleh nyamuk dan menyebar lewat gigitan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan hampir 220 juta orang terinfeksi malaria pada 2017, dan sekitar 400 ribu di antaranya meninggal.

Sebagian besar kasus infeksi dan kematian terjadi pada bayi dan anak-anak di sub-Sahara Afrika.

Malaria bisa sembuh total dengan pengobatan jika didiagnosis sejak dini. Namun, resistensi terhadap obat-obatan anti-malaria makin marak di banyak kawasan di dunia, terutama di Asia Tenggara.

Baca Juga: KLB Malaria di Kabupaten Lombok Barat, Ini Respons Kemenkes

Pengobatan pertama malaria yang diterapkan di banyak tempat di Asia dalam satu dasawarsa terakhir adalah kombinasi Dihidroartemisinin dan Piperakuin, atau dikenal dengan singkatan DHA-PPQ.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI