Teliti Virus Dengue, Guru Besar FKUI Terima Penghargaan dari Menkes

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Rabu, 24 Juli 2019 | 11:14 WIB
Teliti Virus Dengue, Guru Besar FKUI Terima Penghargaan dari Menkes
Guru Besar FKUI, Prof. Dr. dr. Sumarmo Sunaryo Poorwo Soedarmo, SpA(K), menerima penghargaan Pelopor Penelitian Infeksi Virus Dengue di Indonesia. (Dok. Humas FKUI)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hebat, Peneliti Virus Dengue dari FKUI Terima Penghargaan dari Menkes

Virus dengue merupakan penyebab penyakit DBD. Penelitian tentang virus dengue pun menghasilkan banyak manfaat, salah satunya tentang bagaimana cara menangkal penyakit tersebut.

(Alm) Prof. Dr. dr. Sumarmo Sunaryo Poorwo Soedarmo, SpA(K), Guru Besar dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM, merupakan sosok dibalik penelitian tentang virus dengeu. Atas jasanya, ia pun menerima penghargaan sebagai Pelopor Penelitian Infeksi Virus Dengue di Indonesia.

Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, SpM(K), kepada istri almarhum, Ibu Ida Farida Buntarman yang didampingi oleh putri almarhum, Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, SpA(K) pada Sabtu (13/7/2019), di Aula IMERI FKUI, Kampus UI Salemba.

Baca Juga: Dengue Datang Dua Kali? Ada Perhitungan Matematisnya

Prof Sumarmo, begitu ia akrab disapa, lahir di Cianjur pada tanggal 20 Mei 1937. Ia merupakan putra dari Prof. Dr. Poorwo Soedarmo, seorang pakar gizi dari FKUI yang terkenal sebagai pencetus slogan gizi '4 Sehat 5 Sempurna'.

Kiprah Prof. Sumarmo sebagai pelopor penelitian infeksi virus dengue di Indonesia diawali saat dilaporkannya kasus demam berdarah dengue (DBD) pertama kali di Surabaya dan Jakarta pada tahun 1968-1969. Sejak saat itu perhatian terhadap kejadian infeksi dengue di Indonesia meningkat.

Ketertarikan dan perhatian Prof. Sumarmo sangat besar pada diagnosis dan tatalaksana infeksi dengue. Ia telah banyak melakukan penelitian dan membuat naskah ilmiah terkait infeksi dengue yang menjadi prioritas dalam penatalaksanaan infeksi DBD saat itu.

Sejak saat itu, Prof. Sumarmo bekerja keras dalam melakukan berbagai penelitian klinis tentang virus Dengue. Penelitian sepuluh tahun pertama Prof. Sumarmo dilakukan sepanjang tahun 1970-1980. Tujuan utama penelitian ditujukan pada pengumpulan data burden of disease, termasuk data klinis, diagnosis, kematian, kelompok umur yang terkena, laboratorium, dan serologis.

Selanjutnya, penelitian sepuluh tahun kedua yaitu sepanjang 1981-1992, Prof. Sumarmo bersama kawan-kawan penerus penelitiannya merangkum penelitian 10 tahun sebelumnya beserta tambahan data gambaran klinis, masalah pengobatan, analisis keterlibatan organ, aspek virologi, aspek epidemiologi, dan kesehatan masyarakat.

Baca Juga: Kata Peneliti soal Vaksin DBD Dapat Memperparah Infeksi Dengue

Periode sepuluh tahun ketiga yaitu sepanjang 1993-2010 dimulai penelitian mengenai patogenesis, plasma leakage, sitokin pro-inflamasi, komplemen, endotoksin, faktor risiko dengue berat, penemuan diagnostik baru, dan studi terhadap vektor.

Periode 10 tahun berikutnya yaitu 2011-sekarang mengenai monitor serotipe yang bersirkulasi, manajemen vektor, aspek biomolekular, dan vaksin dengue.

Positif terinfeksi demam berdarah. (Shutterstock)
Tes darah untuk demam berdarah. (Shutterstock)

Penelitian mengenai vaksin dengue merupakan inovasi baru dalam strategi penanggulangan infeksi dengue saat ini. Peneliti utama vaksin dengue di Indonesia dilakukan oleh murid Prof. Sumarmo yang juga seorang Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM, Prof. Dr. dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro, SpA(K).

Rekam jejak penelitian infeksi dengue yang telah dilakukan oleh Prof. Sumarmo menjadi tonggak pengetahuan bagi generasi penerus dalam melakukan kajian dan penelitian yang masih perlu dilakukan.

Prof. Sumarmo wafat pada 14 November 2014. Namun sesuai dengan pepatah gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, nama Prof. Sumarmo telah dikenal dan dikenang sebagai orang pertama di Indonesia yang meletakan dasar-dasar keilmuan penyakit demam berdarah, khususnya pada anak.

Berbagai penelitian dilakukannya telah menghasilkan berbagai produk pedoman serta modul-modul pelatihan yang bermanfaat dalam pemberantasan penyakit Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) di Indonesia dan dunia. Sepanjang karirnya, ia juga terlibat secara aktif dalam melakukan pengawasan virus DHF bagi pendidikan kedokteran di seluruh Indonesia dan internasional serta berkontribusi membuat definisi untuk WHO tentang infeksi DHF berat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI