6 Dampak Buruk Bagi Anak dalam Pernikahan Orangtua yang Tak Sehat

Rabu, 24 Juli 2019 | 10:40 WIB
6 Dampak Buruk Bagi Anak dalam Pernikahan Orangtua yang Tak Sehat
Ilustrasi orang tua bertengkar di depan anak. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setiap pasangan menikah, tentu tak pernah berharap akan melewati perceraian. Namun, bagaimana jika satu sama lain sudah tak lagi cocok dan terus bertengkar sepanjang waktu?

Mempertahankan hubungan pernikahan yang sudah tak sehat, dengan alasan demi kesejahteraan anak-anak justru bisa memberikan dampak lebih buruk terhadap buah hati Anda berdua, dibandingkan perceraian yang lancar dan aman.

Anak-anak yang orangtuanya bercerai biasanya bisa beradaptasi dengan baik seiring berjalannya waktu. Namun, melihat hubungan pernikahan tak sehat dan beracun pada orangtuanya, justru membuat mereka yang sedang tumbuh berada dalam kondisi yang penuh tekanan dan dapat berdampak lebih buruk bagi anak-anak daripada perceraian.

Ilustrasi pasangan konflik, bertengkar, saling meluapkan kemarahan. (Shutterstock)
Ilustrasi pasangan konflik, bertengkar, saling meluapkan kemarahan. (Shutterstock)

Berikut 6 bahaya mempertahankan mahligai rumah tangga yang "beracun" seperti dilansir Brightside.

Baca Juga: Tak Peka, Pria Ternyata Jarang Menyadari Sinyal Perceraian Ini

1. Mereka bisa meniru model hubungan orangtua yang tidak sehat

Anak-anak menyerap pola hubungan yang mengelilinginya seperti spons. Ketika mereka melihat orangtua mereka bertengkar tanpa henti, mereka juga akan melakukannya. Anak-anak mulai berpikir bahwa pernikahan yang tidak bahagia adalah wajar dan akan meragukan kemampuan mereka untuk mengembangkan hubungan yang sehat dan penuh kasih.

Cemburu, mudah marah, tidak berbicara dengan pasangannya, dominan dan kritis adalah semua perilaku orang tua yang bisa anak-anak ambil dari kehidupan pernikahan orangtua mereka yang beracun.

2. Mereka sebenarnya tidak akan pernah terbiasa dengan perkelahian orangtua

Anak-anak mendeteksi emosi negatif dengan mudah dan mereka sangat sensitif terhadap konflik keluarga yang destruktif. Dengan orangtua yang sering menunjukkan rasa tidak hormat satu sama lain, kesejahteraan sosial dan emosional anak-anak menjadi tidak aman.

Baca Juga: Setelah Alami Perceraian, Berapa Lama Orang Bisa Move On?

Ketegangan di antara orangtua dapat mengancam rasa aman anak, membuat mereka merasa ditolak, tidak pasti, dan bersalah. Dan bukannya bertahan dengan itu, mereka akhirnya bisa tumbuh menjadi orang dewasa dengan harga diri rendah, masalah kepercayaan, dan perasaan tidak layak.

3. Anak-anak rentan stres

Ketika anak-anak tidak merasa aman di rumah mereka sendiri, ada kemungkinan mereka akan mudah stres dan terus menafsirkan situasi biasa sebagai ancaman. Kecemasan mereka dapat menyebabkan mimpi buruk dan perasaan khawatir.

Ketika anak-anak dari pernikahan tak sehat tumbuh, mereka mungkin menunjukkan tingkat kritik diri yang tinggi, dan bahkan ketika menghadapi kesulitan yang tidak terlalu serius, mereka akan sangat menderita dan menganggap ini sebagai penghukuman diri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI