Suara.com - Hari Anak Nasional yang diperingati setiap tanggal 23 Juli ditujukan untuk menghormati hak-hak anak di Indonesia.
Sebagai generasi bangsa, seorang anak harus mempunyai karakter kuat demi masa depan mereka, seperti tanggung jawab, rasa hormat, kejujuran, kepedulian, dan lainnya. Karakter-karakter itu dapat dipupuk sedari dini mulai dari lingkungan keluarga.
Sebagai orangtua, sudah menjadi tugas Anda untuk membantu mengembangkan karakter anak. Caranya?
1. Pembelajaran sosial: Budaya karakter keluarga
Anak-anak akan bersikap sesuai dengan apa yang mereka lihat setiap hari. Dalam buku tentang perkembangan moral pada anak, Michelle Borba mengajarkan langkah pertama untuk membangun karakter anak adalah empati.
Empati adalah kondisi yang diperlukan dalam hubungan orangtua dan anak yang memungkinkan kita untuk mengajarkan semua nilai karakter lain kepada si kecil.
Ketika anak-anak merasa bahwa Anda memahami dan sangat memperhatikan mereka, mereka memiliki motivasi intrinsik untuk mempelajari pelajaran cinta dan karakter yang Anda bagikan.

2. Instruksi langsung: Momen yang dapat diajarkan untuk membangun karakter
Strategi kedisiplinan adalah 'alat' penting, yaitu menggunakan momen agar bisa mengajarkan membangun karakter anak.
Baca Juga: Hari Anak Nasional, Ini 4 Destinasi Wisata Air untuk Manjakan Buah Hati
Anda harus selalu mengambil kesempatan untuk menjelaskan mengapa perilaku anak salah ketika Anda memperbaikinya.
Biasakan diri untuk mengidentifikasi nilai apa yang ingin Anda ajarkan kepada anak berdasarkan perilaku tertentu. Pilih konsekuensi yang sesuai untuk mengajarkan nilai itu.
![Ilustrasi anak kecil menanam tanaman atau sayuran [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2018/09/14/67884-ilustrasi-anak-kecil-menanam-tanaman-atau-sayuran.jpg)
3. Bercerita: Mempelajari Kualitas Karakter dari Sastra dan Kehidupan
Cerita bisa dijadikan alat untuk mengajarkan pelajaran moral pada anak-anak. Sewaktu menceritakan kisah-kisah hidup Anda dan dunia di sekitar Anda, secara tidak langsung Anda menyampaikan pelajaran kebajikan dan etika kepada anak-anak.
Bisa juga dengan mendengarkan dan merespons cerita anak tentang sekolah dan teman sebaya. Hal ini membantu mereka memikirkan hal yang benar untuk dilakukan.