Panas Ekstrem Lebih Mematikan Ketimbang Tornado, Ini Alasannya

Senin, 22 Juli 2019 | 18:05 WIB
Panas Ekstrem Lebih Mematikan Ketimbang Tornado, Ini Alasannya
Ilustrasi panas matahari [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada Juni akhir hingga awal Juli ini, India tengah dilanda gelombang panas ekstrem. Bahkan suhu di negara tersebut diketahui melebihi 50 derajat Celcius.

Gelombang panas ekstrem ini, melansir Bussiness Insider, telah menewaskan 100 lebih warga. Para ahli pun mengatakan beberapa bagian India telah menjadi terlalu panas bagi manusia untuk bertahan hidup.

Menurut Departemen Meteorologi India, fenomena ini menjadi musim panas terparah.

Di sisi lain, temperatur ekstrem ini juga menjadi paling mematikan di Amerika Serikat dan lebih banyak membunuh orang daripada badai atau tornado.

Baca Juga: Panas Ekstrem, KKHI Mekkah Imbau Jemaah Haji Kurangi Belanja Oleh-Oleh

Gelombang panas ekstrem ini tentu menimbulkan berbagai masalah, terutama bagi kesehatan. Salah satu dampaknya adalah heat stroke.

"Kosekuensi paling mengkhawatirkan dari panas tinggi adalah heat stroke," kata Dr. Scott Dresden, asisten profesor kedokteran darurat di Universitas Northwestern, dilansir dari CNN.

Ilustrasi terik sinar matahari. (Shutterstock)
Ilustrasi terik sinar matahari. (Shutterstock)

Heat stroke disebut dapat menyebabkan kebingungan, kejang hingga kematian.

Kondisi ini juga dikenal sebagai hipertermia atau penyakit panas yang terjadi ketika suhu tubuh seseorang naik di atas 40 ° C.

Saat mengalami hipertermia ini, keringat yang biasanya akan mendinginkan tubuh menjadi tidak efektif karena kelembapan naik di atas 75%.

Baca Juga: Panas Ekstrem, Smartphone Wanita Ini Meledak dan Terbakar di Dalam Mobil

Kata Dresden, pada orang dewasa yang lebih tua, obat-obatan juga dapat merusak pengaturan panas. Anak-anak pun menghadapi tantangan tambahan mengendalikan suhu tubuh mereka saat semakin panas. Hal itu bisa menyebabkan konsekuensi yang berbahaya, terkadang mematikan.

Ilustrasi musim panas. [Shutterstock]
Ilustrasi musim panas. [Shutterstock]

"Gejala pertama yang orang akan mulai rasakan seringkali adalah kram dan pusing," kata Dresden. Itu bisa ditangani di rumah dengan menghindari panas dan minum banyak cairan.

Dia lalu menambahkan, gejala serius adalah ketika seseorang sudah mulai pingsan akibat panas.

"Itu membutuhkan perhatian medis. Jika teman-teman atau keluarga atau rekan kerja memperhatikan bahwa ada orang yang bingung, itu juga merupakan pertanda parah kemungkinan serangan jantung," sambungnya.

Jika tidak diobati, stroke panas ekstrem dapat memicu detak jantung yang sangat cepat dan menyebabkan enzim tubuh berhenti berfungsi. Pada akhirnya, kegagalan sistem multi-organ dan kematian dapat terjadi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI