Suara.com - Diet Keto Bisa Menimbulkan Gangguan Pencernaan, Mitos atau Fakta?
Berbagai cara diet dilakukan banyak orang untuk mendapatkan tubuh yang ideal atau bentuk tubuh yang diinginkan.
Namun, tidak banyak yang mempelajari lebih dalam efek sampingnya untuk kesehatan. Seperti halnya diet keto yang banyak digandrungi khususnya perempuan yang ingin mendapatkan tubuh langsing dalam waktu instan.
Namun tahukah Anda perubahan pada pola makan harian Anda bisa berpengaruh langsung terhadap sistem pencernaan.
Baca Juga: Menyusui Tapi Ingin Diet, Perhatikan Aturannya
Dilansir dari Hello Sehat, Dijelaskan oleh John Riopelle, DO, seorang gastroenterolog di Colorado, Amerika Serikat, bahwa metode diet keto yang tinggi lemak, tapi rendah karbohidrat dapat berisiko menimbulkan masalah pencernaan.
Ini karena sumber makanan yang dianjurkan dalam diet keto umumnya rendah serat. Padahal, jenis makanan tersebut justru yang paling dibutuhkan untuk melancarkan kerja sistem pencernaan Anda. Akibatnya, beberapa orang mengalami efek samping diet keto yang berupa mual, kelelahan, sakit kepala, diare, dan berbagai keluhan lainnya.
Semua gejala ini dikenal sebagai keto flu. Ibaratnya, keto flu adalah masa tubuh beradaptasi dengan pola makan baru, yakni diet keto.
Meski biasanya dapat sembuh dalam hitungan hari, banyak orang yang melakukan diet keto malah merasa kalau kondisinya semakin bertambah parah dengan timbulnya masalah pencernaan. Mengenai hal ini, Dr. Riopelle menerangkan lebih lanjut bahwa sistem pencernaan, khususnya usus besar, setiap orang itu tidaklah sama.
Itulah mengapa beberapa orang terkadang mengalami sembelit (konstipasi), diare, sakit perut, bahkan asam lambung naik karena kekurangan asupan nutrisi tertentu. Sementara sebagian orang sisanya yang menjalani diet keto, tidak merasakan adanya masalah apa pun.
Baca Juga: Lakukan Program Diet tapi Tidak Berhasil? Mungkin Anda Alami Hal Ini
Ternyata ada alasan khusus dibalik efek samping diet keto yang kerap membuat Anda mengalami masalah pencernaan. Menurut Lindsey Albenberg, DO, seorang gastroenterolog di Children’s Hospital of Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat, bahwa dari semua zat gizi yang kita makan, proses pencernaan lemak memakan waktu yang paling lama.
Itu sebabnya, lemak bisa membuat kenyang lebih lama. Sayangnya, dalam diet keto ini, meski memang bisa membuat kenyang dalam waktu lama, tapi proses pemecahan dan pencernaan lemak yang tidak sebentar malah akan membuat perut tidak nyaman. Akibatnya, Anda mengalami sakit perut, refluks asam lambung, dan masalah pencernaan lainnya.
Bukan hanya itu, karena kondisi sistem pencernaan setiap orang yang berbeda-beda, maka ada beberapa orang yang memang tidak terbiasa dengan proses pencernaan lemak yang membutuhkan waktu yang lama tersebut.
Bahkan, kadang sebagian lemak mungkin tidak dapat terserap dengan sempurna di dalam sistem pencernaan. Ketika lemak yang tidak dicerna sempurna tersebut masuk ke dalam usus halus dan usus besar, akan ada banyak air yang digunakan guna membantu melancarkan pencernaan lemak.
Namun, penggunaan air yang terlalu banyak ternyata berdampak buruk pada feses, sehingga menyebabkan diare. Sebaliknya, jika Anda menjalani diet keto tapi mengeluhkan susah buang air besar (sembelit), biasanya karena lemak yang sulit dicerna oleh tubuh. Ditambah dengan sedikitnya asupan serat yang Anda makan.
Siapa pun yang sedang menjalani diet, tentu ingin usahanya berhasil dengan tetap didukung oleh kerja pencernaan yang lancar. Maka itu, kuncinya adalah dengan memperbanyak makan makanan tinggi serat yang bisa diperoleh dari buah-buahan, sayur-sayur-sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, dan lain sebagainya.
Hindari susu untuk sementara waktu dulu karena ditakutkan malah akan membuat kondisi pencernaan Anda semakin memburuk. Konsumsi obat untuk mengatasi diare dan konstipasi mungkin dapat membantu mengobati pencernaan yang bermasalah, tapi sebaiknya tidak digunakan dalam jangka waktu lama.
Jika ternyata kondisi Anda semakin hari semakin parah, ada baiknya untuk menghentikan diet keto dan kembali melakukan pola makan normal seperti biasanya. Pasalnya, masing-masing orang punya kondisi tubuh yang berbeda dengan kemampuan organ tubuh yang berbeda pula. Ada orang yang mungkin bisa menerima pola makan tinggi lemak, tapi ada juga yang tidak.
Jadi, cari dan temukanlah pola makan seperti apa yang paling sesuai dengan kondisi tubuh Anda. Jangan lupa untuk tetap menjaga asupan cairan tubuh dalam kondisi apa pun guna mencegah dehidrasi.
Pasalnya penting menemukan pola makan diet yang cocok untuk kondisi dan kebutuhan tubuh Anda, karena tiap orang berbeda maka sebaiknya memilih cara diet bukan hanya ikut-ikutan tapi dengan mengenal baik dulu kebutuhan tubuh.