Menguak Sejarah Sabu dan Efek Sampingnya, Narkoba yang Menjerat Nunung!

Minggu, 21 Juli 2019 | 13:45 WIB
Menguak Sejarah Sabu dan Efek Sampingnya, Narkoba yang Menjerat Nunung!
Ilustrasi pengedar narkoba. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tertangkapnya Nunung Srimulat bersama suaminya karena kasus penyalahgunaan narkoba jenis sabu menyita perhatian.

Nunung mengaku mengonsumsi sabu sejak 5 bulan terakhir demi menjaga stamina tubuhnya.

Sabu atau juga dikenal metamfetamin adalah obat-obatan yang memang membuat tubuh terasa lebih berstamina tetapi itu hanya bersifat sementara.

Melansir dari Drug Free World, amphetamine pertama kali dibuat tahun 1887 di Jerman dan metamfetamin lebih kuat dikembangkan di Jepang tahun 1919.

Baca Juga: Belajar dari Nunung Srimulat, Efek Narkoba Lebih Besar Pada Pecandu Wanita!

Sabu yang juga dikenal metamfetamin ini mulai digunakan saat Perang Dunia II. Saat itu pasukan mengonsumsinya agar tetap terjaga selama perang.

Pada 1950-an, metamfetamin mulai diresepkan sebagai ramuan diet dan mengatasi depresi. Tetapi, seiring berjalannya waktu penggunaan metamfetamin justru disalahgunakan.

Tahun 1970-an, metamfetamin justru digunakan secara ilegal tanpa resep dokter. Sebagian besar penggunaannya saat itu adalah orang pedesaan yang tidak bisa membeli kokain karena terlalu mahal.

Nunung Srimulat saat ditangkap polisi [Istimewa]
Nunung Srimulat saat ditangkap polisi [Istimewa]

Penyalahgunaan metamfetamin atau sabu itulah yang membuatnya memberikan dampak buruk secara fisik dan mental karena dikonsumsi terus-menerus.

Melansir dari The Recovery Village, penggunaan metamfetamin dalam dosis yang tidak benar sangat memengaruhi otak dan tubuh penggunanya.

Baca Juga: Nunung Tetap Tidak Kurus Seperti Pemakai Narkoba Biasanya, Kok Bisa?

Efek samping ini bisa sangat terlihat pada pecandu sabu. Karena metamfetamin mengubah perilaku dan cara berpikir pecandu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI