Konsumsi Jamur Lebih dari 10 Ons Seminggu Tingkatkan Fungsi Otak!

Jum'at, 19 Juli 2019 | 13:10 WIB
Konsumsi Jamur Lebih dari 10 Ons Seminggu Tingkatkan Fungsi Otak!
Ilustrasi sup jamur (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jamur secara alami hanya mengandung sedikit natrium, lemak, kolesterol, dan kalori. Itulah mengapa sering disebut sebagai 'makanan fungsional', berdasarkan Medical News Today.

Selain memberikan nutrisi dasar , mereka membantu mencegah penyakit kronis karena adanya antioksidan dan serat makanan yang bermanfaat seperti kitin dan beta-glukan.

Siapa sangka, menurut penelitian yang diterbitkan oleh National University of Singapore dalam Journal of Alzheimer's Disease, antioksidan ini juga dapat melindungi fungsi otak tertentu.

Melansir Nextshark, para peneliti mengamati 663 orang dewasa Tionghoa berusia di atas 60 yang diet dan gaya hidupnya dilacak dari 2011 hingga 2017.

Baca Juga: Keren, Mahasiswi ITS Manfaatkan Jamur untuk Mengurai Sampah plastik

Mereka ditanyai seberapa sering mengonsumsi enam jenis jamur: tiram, shiitake, kancing putih, kering, emas, dan jamur kancing.

Temuan menunjukkan makan lebih dari dua porsi jamur per minggu dapat menurunkan risiko gangguan kognitif ringan (MCI) sebesar 50% daripada mereka yang makan lebih sedikit.

Sup jamur. (Shutterstock)
Sup jamur. (Shutterstock)

MCI adalah suatu kondisi yang dapat membuat orang pelupa, memengaruhi ingatan mereka dan menyebabkan masalah dalam bahasa, perhatian, dan menemukan benda-benda. Perubahan perilaku dapat menjadi halus dan tidak cukup serius untuk didefinisikan sebagai demensia.

Jamur terbukti bisa meningkatkan kinerja otak dan memproses otak dengan lebih cepat. Keuntungan ini didapat pada mereka yang makan lebih dari 300 gram (10,5 ons) seminggu.

Namun para ilmuwan belum bisa menunjukkan hubungan langsung antara jamur dan fungsi otak, sehingga memerlukan studi lebih lanjut.

Baca Juga: Terobosan Baru, Gunakan Jamur untuk Basmi Nyamuk Penyebab Malaria

Menurut penulis utama, Lei Feng, asisten profesor dari departemen kedokteran psikologis mengatakan hasil ini mengejutkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI