Pentingnya Komunikasi Dua Arah dalam Edukasi Kesehatan Seksual

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 18 Juli 2019 | 15:50 WIB
Pentingnya Komunikasi Dua Arah dalam Edukasi Kesehatan Seksual
Orangtua dan anak remaja sedang berdiskus. (Ilustrasi/Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Berikan Edukasi Kesehatan Seksual, Orangtua dan Anak Harus Lakukan Komunikasi Dua Arah

Memberikan edukasi kesehatan seksual kepada anak tidak bisa dilakukan sembarangan. Pakar mengatakan agar pemberian edukasi bisa diserap dengan baik oleh anak, komunikasi yang dijalin harus dua arah.

Inez Kristanti, M.Psi., Psikolog, pakar psikologi klinis dari Klinik Angsamerah mengatakan, dalam pemberian edukasi kesehatan seksual, orangtua tidak bisa melakukannya dengan komunikasi satu arah seperti melarang, menyuruh, atau memerintah.

Baca Juga: Studi: 1 dari 4 Perempuan Lakukan Ini di Klinik Kesehatan Seksual

"Kesalahan orangtua itu komunikasi satu arah, anak dibilang nggak boleh gini, nggak boleh gitu, dilarang-larang, ini nggak efektif," ujar Inez, dalam temu media baru-baru ini.

Dalam pemberian edukasi kesehatan seksual, komunikasi dua arah lebih diutamakan. Inez menjelaskan bahwa komunikasi dua arah membuat anak paham alasan orangtuanya memberikan edukasi tersebut.

"Jadi anak bukan cuma dilarang, tapi diberikan informasi secara lengkap. Sebabnya, kesehatan seksual itu luas banget bukan cuma sebatas hubungan seks, tapi termasuk juga organ kelamin, penyakit menular seksual, citra tubuh, dan lain-lain," paparnya.

Pemberian edukasi juga sebaiknya dimulai sejak dini. Misalnya saat anak berusia dua tahun, orangtua mengenalkan nama organ kelamin dan fungsinya. Dengan begitu, obrolan seputar kesehatan seksual tak lagi jadi hal tabu dan canggung untuk dibicarakan.

Jika anak baru diberikan edukasi kesehatan seksual di usia remaja, bisa jadi ia canggung untuk membicarakannya dengan orangtua. Hal inilah yang mendorong remaja mencari informasi dari teman sebaya ataupun internet, yang tak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Baca Juga: Benarkah Bersepeda Pengaruhi Kesehatan Seksual Lelaki?

"Jadi dibiasakan dari kecil, misalnya dengan menyebut nama organ kelamin sebagai penis dan vagina. Kalau baru diajak ngobrol saat remaja, ujuk-ujuk begitu saja, komunikasi dua arah tidak terjalin karena tidak ada rasa percaya dari anak kepada orangtuanya," tandas Inez.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI