Bakteri Makin Resisten, Infeksi Saluran Kemih Dapat Sebabkan Kematian

Rabu, 17 Juli 2019 | 20:10 WIB
Bakteri Makin Resisten, Infeksi Saluran Kemih Dapat Sebabkan Kematian
Ilustrasi infeksi saluran kemih. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Umumnya, penderita infeksi saluran kemih akan mengonsumsi antiobiotik. Tetapi sayangnya, perawatan ISK dalam 'bahaya'.

Sebab, beberapa bakteri yang menyebabkan ISK sedikit demi sedikit menjadi resisten terhadap antibiotik, tulis New York Times via INSIDER.

Menurut Yayasan Perawatan Urologi Amerika, setidaknya ada sekitar 60% wanita dan 12% pria yang menderita ISK. Dan standar perawatan infeksi ini melibatkan antibiotik oral seperti Bactrim, Septra, atau Monurol, menurut Mayo Clinic.

Tetapi semakin banyak bakteri penyebab penyakit tidak menanggapi obat-obatan ini, bahkan menyebabkan orang yang sehat sekalipun menjadi rentan terhadap komplikasi dari infeksi ringan seperti ISK.

Baca Juga: Benarkah Cuka Sari Apel Bisa Obati Infeksi Saluran Kemih?

Para peneliti menemukan 12 jenis E. coli pada unggas sebagai bakteri yang menyebabkan kasus ISK yang kebal antibiotik.

Peneliti percaya strain ini masuk ke tubuh manusia setelah mereka memakan daging unggas tersebut. Setelah keluar melalui kotoran, E. coli dapat masuk ke uretra (lubang kecil yang Anda buang air kecil) dan menginfeksi saluran kemih.

Ilustrasi infeksi saluran kemih (Shutterstock)

Uretra wanita lebih dekat dengan anus mereka daripada pria, sehingga wanita lebih cenderung mendapatkan ISK, menurut Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Serikat.

Hasilnya bisa berupa ISK yang sulit diobati. Penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi kesehatan serius, bahkan kematian.

Seperti seorang wanita yang didiskusikan dalam New York Times. Ia mengalami infeksi ginjal karena tidak ada antibiotik yang secara efektif bisa digunakan untuk mengobatinya karena bakteri sudah mulai kebal dengan obat.

Baca Juga: Penderita Infeksi Saluran Kemih Berisiko Tinggi Serangan Jantung

Dia perlu dirawat di rumah sakit dan akhirnya mengonsumsi obat yang disebut ertapenem dengan biaya sangat mahal.

Tanpa pengobatan apa pun, bakteri ISK dapat masuk ke dalam darah dan menyebabkan kegagalan organ, kemudian kematian.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI