Suara.com - Olahraga lari semakin digemari. Tak hanya mudah dan murah, Anda bisa melakukannya di mana saja, terutama bagi yang jenuh di dalam ruangan, olahraga lari bisa menjadi bentuk penyegaran diri.
Bukan hanya menyehatkan, olahraga ini juga memungkinkan Anda memiliki relasi yang lebih luas, yaitu melalui komunitas.
Selain itu, peningkatan ajang olahraga lari ini membuat kalangan pebisnis juga meliriknya dengan cara mensponsori berbagai even lomba, mulai dari 5K, 10K, half marathon, ultra marathon atau bentuk lomba lari yang lebih kreatif, seperti Vertical Run, Color Run, Mountain Run. Dengan begitu, pecinta olahraga ini bisa memiliki kesempatan mengikuti lomba lari.
Diungkapkan oleh spesialis kedokteran olahraga dari RS Mitra Kemayoran dan Klinik Slim n Health Jakarta, dr Michael Triangto, SpKO, olahraga lari sebenarnya memberikan banyak manfaat positif, baik untuk fisik dan mental.
Baca Juga: Situgunung Trail Run 2019: Tak Hanya Perkuat Fisik tapi Juga Mental
"Dari sudut kedokteran olahraga, kami melihat peningkatan minat masyarakat dalam berolahraga lari ini merupakan kabar baik yang diharapkan mampu meningkatkan taraf kesehatan masyarakat dan dapat mengurangi terjadinya penyakit-penyakit tidak menular seperti obesitas, diabetes melitus, hipertensi, kolesterol darah tinggi dan penyakit-penyakit lainnya bilamana kita mampu mengantisipasi hal–hal negatif yang mungkin terjadi," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Suara.com.
Namun tak dipungkiri, olahraga ini juga bisa menyebabkan kasus ringan seperti cedera, terkilir, overused injury, dehidrasi, hingga kasus berat seperti pingsan bahkan meninggal dunia. selain itu, menurutnya masih ada banyak kasus-kasus yang tidak tercatat karena korbannya tidak melaporkan kejadian itu.
dr Michael mengatakan, olahraga ini bisa berakhir fatal jika tidak dibarengi dengan persiapan fisik. Contohnya, dalam catatan sejarah olahraga marathon yang berawal dari Pheidippides, seorang prajurit Yunani yang berlari sejauh 42.295 KM ke Athena untuk memberitahukan kemenangan perang di Marathon malah berujung kematian.
Untuk itu, dr Michael mengungkapkan, beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
1. Pentingnya sertifikat kesehatan
Pelari harus memeriksakan kesehatan dan kebugaran tubuhnya secara teratur dan dinyatakan dalam bentuk sertifikat kesehatan untuk berlari dalam tingkatan yang sesuai kemampuan masing-masing. Sertifikat kesehatan itu harus dikeluarkan oleh dokter spesialis olahraga atau yang memiliki kompetensi dalam memeriksa kesehatan dan kebugaran pelari.
Sertifikat tersebut nantinya hanya berlaku dalam waktu tertentu dan harus diperbaharui jika masa berlakunya telah habis. Sebab, kondisi tubuh dan metabolisme setiap pelari dapat berubah sewaktu-waktu. Dengan check up rutin akan membantu untuk mencegah para pelari mengalami hal negatif saat mengikuti lomba.
Baca Juga: Ingin Ikut Situgunung Trail Run 2019? Jangan Lupa Konsumsi Makanan Ini!
2. Lakukan pengobatan terlebih dahulu
Sebelum ikut berlomba, atasi terlebih dahulu masalah kesehatan yang dialami, misalnya pengobatan penyakit, gangguan postur hingga kelainan bentuk dari telapak kaki agar tidak menjadi gangguan kesehatan yang lebih serius
3. Cari tahu lebih banyak
Mencari tahu lebih banyak tentang segala hal yang berhubungan dengan olahraga lari, yaitu mulai dari teknik berlari yang benar, peralatan yang diperlukan, medan yang akan ditempuh, pengaturan periodisasi latihan yang baik sampai masa istirahat yang cukup.
4. Sisi penyelenggara
Selain dari sisi peserta lari, Penyelenggara juga harus mempersiapkan lomba sebaik-baiknya. Baik menyangkut keamanan lintasan, depot air yang cukup dalam jarak yang ditentukan, tim medis, para medis dan ambulans yang memadai dan terampil dalam menangani kasus-kasus gangguan kesehatan akibat olahraga, serta tidak lupa asuransi untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
5. Pelatihan bagi para pelari
Para penyelenggara diharapkan melibatkan induk olahraga athletik untuk meningkatkan keamanan dari setiap lomba dengan memberikan pelatihan bagi para pelari dan instruktur secara berkala. Serta memberikan sertifikat sebagai salah satu syarat untuk mengikuti lomba ataupun untuk menjadi pelatih lari profesional.
6. Libatkan pemerintah
Selain melibatkan komunitas dan perhimpunan olahraga terkait, penyelenggara juga perlu menggandeng pemerintah seperti Kemenkes dan Kemenpora sebagai pemangku kepentingan kesehatan masyarakat. Hal ini untuk meningkatkan keamanan dan mutu setiap lomba dengan membuat berbagai peraturan dan pengawasan atas berjalannya peraturan.
Beberapa solusi yang diungkapkan oleh dr Michael tersebut tentunya akan membutuhkan biaya yang lebih besar. Akan tetapi, hal ini diharapkan dapat mencegah terjadinya kejadian fatal yang tidak diinginkan.
Meski demikian, bukan berarti dengan dilakukannya berbagai kebijakan di atas akan langsung menekan angka gangguan kesehatan dan kematian akibat olahraga lari dapat menjadi “nol”, tetapi bisa menekan angka kesakitan dan kematian tersebut menjadi minimal.