Cegah Dampak Negatif dari Olahraga Lari, Ini Saran dari Dokter

Vika Widiastuti Suara.Com
Selasa, 16 Juli 2019 | 18:45 WIB
Cegah Dampak Negatif dari Olahraga Lari, Ini Saran dari Dokter
Ilustrasi lomba lari [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Olahraga lari semakin digemari. Tak hanya mudah dan murah, Anda bisa melakukannya di mana saja, terutama bagi yang jenuh di dalam ruangan, olahraga lari bisa menjadi bentuk penyegaran diri.

Bukan hanya menyehatkan, olahraga ini juga memungkinkan Anda memiliki relasi yang lebih luas, yaitu melalui komunitas.

Selain itu, peningkatan ajang olahraga lari ini membuat kalangan pebisnis juga meliriknya dengan cara mensponsori berbagai even lomba, mulai dari 5K, 10K, half marathon, ultra marathon atau bentuk lomba lari yang lebih kreatif, seperti Vertical Run, Color Run, Mountain Run. Dengan begitu, pecinta olahraga ini bisa memiliki kesempatan mengikuti lomba lari.

Diungkapkan oleh spesialis kedokteran olahraga dari RS Mitra Kemayoran dan Klinik Slim n Health Jakarta, dr Michael Triangto, SpKO, olahraga lari sebenarnya memberikan banyak manfaat positif, baik untuk fisik dan mental.

Baca Juga: Situgunung Trail Run 2019: Tak Hanya Perkuat Fisik tapi Juga Mental

"Dari sudut kedokteran olahraga, kami melihat peningkatan minat masyarakat dalam berolahraga lari ini merupakan kabar baik yang diharapkan mampu meningkatkan taraf kesehatan masyarakat dan dapat mengurangi terjadinya penyakit-penyakit tidak menular seperti obesitas, diabetes melitus, hipertensi, kolesterol darah tinggi dan penyakit-penyakit lainnya bilamana kita mampu mengantisipasi hal–hal negatif yang mungkin terjadi," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Suara.com.

Namun tak dipungkiri, olahraga ini juga bisa menyebabkan kasus ringan seperti cedera, terkilir, overused injury, dehidrasi, hingga kasus berat seperti pingsan bahkan meninggal dunia. selain itu, menurutnya masih ada banyak kasus-kasus yang tidak tercatat karena korbannya tidak melaporkan kejadian itu.

Ilustrasi lari jarak pendek [Shutterstock]
Ilustrasi lari jarak pendek [Shutterstock]

dr Michael mengatakan, olahraga ini bisa berakhir fatal jika tidak dibarengi dengan persiapan fisik. Contohnya, dalam catatan sejarah olahraga marathon yang berawal dari Pheidippides, seorang prajurit Yunani yang berlari sejauh 42.295 KM ke Athena untuk memberitahukan kemenangan perang di Marathon malah berujung kematian.

Untuk itu, dr Michael mengungkapkan, beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

1. Pentingnya sertifikat kesehatan

Pelari harus memeriksakan kesehatan dan kebugaran tubuhnya secara teratur dan dinyatakan dalam bentuk sertifikat kesehatan untuk berlari dalam tingkatan yang sesuai kemampuan masing-masing. Sertifikat kesehatan itu harus dikeluarkan oleh dokter spesialis olahraga atau yang memiliki kompetensi dalam memeriksa kesehatan dan kebugaran pelari.

Sertifikat tersebut nantinya hanya berlaku dalam waktu tertentu dan harus diperbaharui jika masa berlakunya telah habis. Sebab, kondisi tubuh dan metabolisme setiap pelari dapat berubah sewaktu-waktu. Dengan check up rutin akan membantu untuk mencegah para pelari mengalami hal negatif saat mengikuti lomba.

Baca Juga: Ingin Ikut Situgunung Trail Run 2019? Jangan Lupa Konsumsi Makanan Ini!

2. Lakukan pengobatan terlebih dahulu

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI