Suara.com - Miss V terdiri dari jaringan otot yang sangat elastis, sama halnya dengan mulut kita. Misalnya, kita tersenyum sangat lebar sebanyak puluhan kali, apakah setelahnya mulut akan meregang? Tentu saja tidak.
Sama halnya dengan organ intim perempuan ini, melansir Psychology Today. Dalam kondisi diam, dalam artian sedang tidak melakukan kegiatan seksual, jaringan otot Miss V akan tetap terlipat.
Sedangkan saat perempuan terangsang secara seksual, jaringan otot agak rileks. Rangsangan ini memungkinkan otot pada organ intim mengendur untuk memudahkan masuknya ereksi.
Namun, melonggarnya Miss V saat berhubungan intim tidak akan menghasilkan rongga terbuka lebar.
Baca Juga: Selain Menopause, Ini yang Terjadi Pada Vagina Jika Anda Semakin Tua
Sebaliknya, bagian dalam Miss V berubah dari menyerupai kepalan ketat menjadi kepalan yang cukup longgar untuk memasukkan satu atau dua jari.
Setelah rileks saat berhubungan intim, jaringan otot Miss V secara alami berkontraksi, yang akan membuatnya mengencang lagi.
Hubungan intim tidak akan merenggangkan Miss V secara permanen, tidak peduli seberapa sering perempuan tersebut melakukannya.
Tetapi, mungkin Miss V akan menjadi sedikit terbuka karena sebelumnya itu tertutup dengan selaput dara. Selaput tipis jaringan yang menutupi lubang Miss V, menurut Alyssa Dweck, MD, ob-gyn di Westchester, New York.
Hal yang perlu diingat adalah, kata dr. Dweck, tidak semua perempuan dikaruniai selaput dara ini. Sama halnya dengan tebal tipisnya, setiap perempuan berbeda.
Baca Juga: Wanita Ini Tak Bisa Berhubungan Seks karena Alami Vaginal Septum, Apa Itu?
"Bahkan tanpa selaput dara, saluran Miss V tidak akan menjadi lebih besar," ujarnya, melansir Health.
Terlebih saat menopause, jalan masuk Miss V bisa menyusut dan menjadi lebih ketat jika tidak melakukan hubungan intim sesering yang dia dilakukan sebelumnya, jelas Sherry A. Ross, MD, ob-gyn di Pusat Kesehatan Providence Saint John di California Selatan dan penulis She-ology.
Dr Dweck menghubungkan pengetatan ini dengan penurunan produksi estrogen yang terjadi setelah menopause.
Namun, persalinan secara normal atau melalui persalinan pervaginam dapat meregangkan saluran dan pembukaan vagina secara permanen, terutama jika menggunakan alat seperti forsep atau vacuum.
"Bayi seberat 10 pon bisa melewati vagina, dan meskipun keadaan mungkin tidak kembali ke 100% sama setelah itu, mereka pasti kembali ke hampir normal ," kata Dr. Dweck.