Suara.com - Ikan asin merupakan salah satu lauk yang digemari semua kalangan, baik masyarakat biasa hingga pejabat pemerintahan dan kalangan atas. Disantap pakai nasi hangat dan sambal, siapapun pasti bakalan tergoda dengan kelezatan ikan asin.
Siapa sangka, salah satu orang yang tergoda itu salah satunya adalah Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nila Moeloek. Beliau mengaku baru saja mengonsumsi ikan asin. "Bukan tak boleh (makan ikan asin) tapi mesti diatur, saya baru kemarin makan ikan asin, tidak masalah. Tapi kan kita harus atur keseimbangannya. Kalau sudah makan asin, ya, jangan ditambah dengan yang tinggi garamnya," kata Menkes Nila di Jakarta, Senin, (15/7/2019).
Meski sedap, ikan asin memang dianggap sebagai salah satu makanan tinggi garam yang dapat memicu penyakit berbahaya seperti hipertensi dan stroke. Kandungan garam yang tinggi ini dimaksudkan untuk mengawetkan ikan asin agar tahan lama dalam penyimpanannya. Tapi efek sampingnya memang tak baik untuk kesehatan.
Karena alasan itu juga, Menkes Nila mengharapkan kerjasama Kementerian Perindustriaan untuk mau memberikan label pada produk-produk yang tinggi kandungan GGL-nya (gula, garam, dan lemak).
Baca Juga: Sakit, Barbie Kumalasari Urung Diperiksa Kasus Ikan Asin
"Jadi kalau (penderita) diabetes bisa lihat kalau produk ini tinggi gulanya, jadi batal beli. Nah beli yang gulanya rendah," tutupnya.