Demi mengembalikan kadar serotonin seperti semula, Anda dianjurkan untuk mengonsumsi asupan karbohidrat kompleks setiap makan. Misalnya dari roti gandum, biji-bijian, sayuran, maupun buah-buahan. Sebuah penelitian dalam Journal of Nutrition and Food Sciences menjelaskan bahwa konsumsi sumber karbohidrat kompleks akan membantu memproduksi lebih banyak serotonin.
Menariknya lagi, asupan karbohidrat juga bisa bekerja sama dengan serat untuk mengoptimalkan kerja pencernaan. Kedua zat gizi tersebut akan membuat proses pencernaan makanan melambat, sehingga aliran hormon serotonin pun bisa lebih stabil.
3. Kurangi asupan lemak
Jika beberapa waktu belakangan ini Anda gemar makan makanan berlemak, coba kurangi atau bahkan hentikan kalau tidak ingin stres semakin parah. Sebuah penelitian dari Psychiatric Clinics of North America mencoba membandingkan tingkat stres pada hewan yang makan makanan biasa dan tinggi lemak.
Hasilnya menunjukkan bahwa pada hewan yang diberikan makanan dengan kandungan gizi seimbang, tidak terjadi peningkatkan kadar hormon glukokortikoid. Sementara pada hewan yang diberi makanan tinggi lemak, bagian hipotalamus otak memproduksi lebih banyak hormon glukokortikoid.
Glukorkortikoid adalah kelompok hormon steroid, yang biasanya berperan dalam mendukung kerja metabolisme tubuh. Akan tetapi, dalam jumlah yang berlebih, glukokortikoid dapat menandakan kalau Anda sedang mengalami stres akut.
Singkatnya, pola makan tidak sehat, seperti terlalu banyak lemak jenuh dan trans, dapat berdampak buruk pada keseimbangan hormon di dalam tubuh. Salah satunya memengaruhi kadar hormon pemicu dan pengendali stres.
4. Perbanyak asupan vitamin dan mineral
Pentingnya kebutuhan vitamin dan mineral bukanlah isapan jempol belaka. Tak hanya dibutuhkan untuk menunjang berbagai fungsi tubuh saja, asupan zat gizi mikro tersebut juga membantu mengurangi tingkat stres tubuh. Mulai dari vitamin B3, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C, magnesium, serta selenium.
Apabila kebutuhan vitamin dan mineral tubuh tidak tercukupi dengan baik, risiko munculnya tekanan pada psikologis bisa lebih besar. Bahkan, kekurangan asupan zat gizi mikro tersebut bisa mengacaukan keseimbangan hormon pemicu dan pengendali stres pada tubuh.
5. Penuhi kebutuhan cairan setiap hari
Kurang cairan bukan hanya bikin haus, tapi bisa membuat tubuh sampai dehidrasi. Tanpa sadar, saat Anda mengalami dehidrasi maka terjadi peningkatan kadar hormon kortisol.
Baca Juga: Cegah Penyakit Tidak Menular, Kemenkes Naikkan Pajak Makanan Tak Sehat?
Bisa dibilang, tingginya kadar hormon kortisol merupakan cara tubuh merespon atau memberikan sinyal ketika sedang kekurangan cairan. Itulah mengapa tidak butuh waktu lama, Anda akan merasa sangat stres dan sulit berpikir jernih.