Rai D'Masiv Sempat Unggah soal Megalomania, Apa Penyebab Penyakit Ini?

Senin, 15 Juli 2019 | 16:35 WIB
Rai D'Masiv Sempat Unggah soal Megalomania, Apa Penyebab Penyakit Ini?
Ilustrasi megalomania, salah satu bentuk gangguan kepribadian narsisistik. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Belakangan pertengkaran antara Rai D'Masiv dan Rian D'Masiv ketika manggung di Mataram, Lombok ramai menjadi sorotan di media sosial.

Rai D'Masiv pun sempat menuliskan kekesalannya di Instagram dan menyinggung tentang suatu kondisi mental. Rai menulis "fu#*k Megalomania" di unggahannya.

Perlu Anda ketahui megalomania merupakan salah satu bentuk dari gangguan jiwa yang membuat penderitanya merasa lebih hebat dari orang lain dan tidak pernah salah.

Tetapi, kata megalomania lebih jarang digunakan karena kondisi ini lebih dikenal sebagai narsisme atau gangguan kepribadian narsistik.

Baca Juga: Viral Postingan Megalomania Rai D'Masiv, Kenali Ciri Pengidap Megalomania

Dalam psikiatri dilanir dari underpress.net, megalomania biasanya terjadi bersamaan dengan psikosis manik-depresi, kompleks inferioritas dan gangguan paranoid.

Penyakit megalomania sendiri dalam praktik klinis sering merujuk pada simptomatologi, yakni suatu kelainan psikosis manis depresif atau kelainan paranoid.

Ilustrasi megalomania, salah satu bentuk gangguan kepribadian narsisistik. (Shutterstock)
Ilustrasi megalomania, salah satu bentuk gangguan kepribadian narsisistik. (Shutterstock)

Ada beberapa faktor yang membuat seseorang cenderung berisiko mengalami megalomania, salah satunya turun menurun.

1. Gangguan mental genetik

2. Skizofrenia

Baca Juga: Megalomania, Rai Sindir Rian D'Masiv?

3. Psikosis dan neurosis

4. Trauma moral masa kecil

5. Trauma otak

Selain 5 faktor tersebut, seseorang yang memiliki keinginan untuk sempurna yang sangat kuat bisa saja mengalami kondisi megalomania ini.

Penyakit mental ini jika berlangsung lama bisa menyebabkan depresi berat hingga demensia. Bahkan penderitanya mungkin saja melakukan upaya bunuh diri akibat depresi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI