Selain cukup berisik mengampanyekan dampak filler berlebih pada wajah, Olivia Ong juga selalu menekankan jika klinik kecantikan harusnya tidak berlaku laiknya cookie cutter atau cetakan kue.
"Jangan sampai semua orang yang keluar dari klinik punya penampilan yang sama. Semua orang itu unik," tambahnya.
Olivia Ong mengibaratkan pekerjaannya sebagai seni membentuk keramik. Dengan bahan dan alat yang sama, dapat memberikan hasil akhir berbeda karena daya cipta dan keahlian tangan pembentuknya.
Jadi ia berharap Dokter Estetika bisa jujur terhadap bahaya filler berlebih dan mengenali kebutuhan pasiennya.
Baca Juga: Dituduh Filler Bibir, Artis Korea Ini Berikan Jawaban Menohok