Penting Banget, 6 Pesan Dokter untuk Cegah Dampak Negatif Olahraga Lari

Minggu, 14 Juli 2019 | 16:34 WIB
Penting Banget, 6 Pesan Dokter untuk Cegah Dampak Negatif Olahraga Lari
6 Pesan dokter untuk cegah dampak negatif olahraga lari. (Foto: shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penting Banget, 6 Langkah Cegah Dampak Negatif Olahraga Lari

Selama beberapa tahun belakangan, olahraga lari tengah menjadi tren di Indonesia, bahkan di seluruh dunia. Hal ini sejalan dengan mulai jenuhnya masyarakat berolahraga di dalam ruang dan keinginan untuk berekspresi seluas-luasnya.

Meski olahraga lari memiliki banyak dampak positif baik secara fisik maupun mental, namun dikatakan oleh spesialis kedokteran olahraga dari RS Mitra Kemayoran dan Klinik Slim and Health Jakarta, dr. Michael Triangto, Sp.KO, ada risiko dari 'hype' berlari mulai dari kasus ringan seperti cedera, terkilir, overused injury, dehidrasi, hingga yang berat seperti pingsan.

"Dari sudut kedokteran olahraga, kami melihat peningkatan minat masyarakat dalam berolahraga lari ini merupakan kabar baik yang diharapkan mampu meningkatkan taraf kesehatan masyarakat dan dapat mengurangi terjadinya penyakit-penyakit tidak menular seperti obesitas, diabetes melitus, hipertensi, kolesterol darah tinggi dan penyakit-penyakit lainnya bilamana kita mampu mengantisipasi hal–hal negatif yang mungkin terjadi," kata Triangto, dalam siaran yang diterima Suara.com.

Baca Juga: Siti Nurbaya Foto di Jembatan Ini, Ajak Ikutan Situ Gunung Trail Run 2019

Agar bisa mendapat manfaat olahraga lari, dr Michael Triangto mengimbau adanya peran serta dari berbagai pihak terkait untuk menyelesaikan berbagai permasalah yang ada, menekan terjadinya gangguan kesehatan dan tetap menjaga tren positif dari olahraga lari itu sendiri. Apa saja?

Ilustrasi olahraga lari [shutterstock]
Ilustrasi olahraga lari [shutterstock]

1. Sertifikat kesehatan

Pelari harus memeriksakan kesehatan maupun kebugaran tubuhnya secara teratur yang dinyatakan dalam bentuk sertifikat kesehatan untuk berlari dalam tingkatan yang sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dengan demikian diharapkan tidak akan ada pemula yang dapat langsung mengikuti lomba marathon tanpa melalui 5K, 10K, half marathon terlebih dahulu.

Sertifikat kesehatan itu sendiri harus dikeluarkan oleh dokter spesialis kedokteran olahraga atau yang memiliki kompetensi dalam memeriksa kesehatan juga kebugaran pelari yang berlaku hanya untuk masa waktu tertentu dan harus diperbaharui bilamana masa berlakunya telah berakhir. Hal ini dikarenakan kondisi tubuh dan metabolisme setiap pelari dapat beubah sewaktu-waktu, dan dengan check-up rutin akan membantu mencegah pelari mengalami hal negatif terhaap kesehatan yang busa jadi terjadi pada saat hendak atau sedang mengikuti kompetisi lari.

2. Pastikan kondisi tubuh sehat

Mengatasi terlebih dahulu berbagai masalah kesehatan yang ditemukan sebelum berlomba mulai dari adanya pengobatan penyakit, gangguan postur sampai dengan kelainan bentuk dari telapak kaki agar tidak menjadi gangguan kesehatan yang lebih serius pada saat sedang menyiapkan atau sedang mengikuti kompetisi lari.

Baca Juga: Berlari 3 Kali Seminggu di Treadmill Bikin Nyeri Menstruasi Berkurang!

3. Pelajari seluk beluk lari

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI