Suara.com - Ketika buang air besar tidak lancar, Anda mungkin akan mengejan terlalu keras agar feses keluar lebih mudah. Padahal, mengejan terlalu keras saat BAB justru dapat menimbulkan bahaya bagi saluran pencernaan.
Perlu diketahui, feses yang normal memiliki tekstur lunak sehingga dapat dikeluarkan dari tubuh dengan mudah. Saat Anda mengalami sembelit, kandungan air pada feses berkurang sehingga teksturnya menjadi keras.
Kondisi ini bisa bertambah buruk jika Anda jarang buang air besar. Pasalnya, feses dapat menumpuk di rektum, menjadi semakin padat dan keras, hingga akhirnya semakin sulit dikeluarkan saat buang air besar.
Neh, ketika hendak BAB, tubuh Anda bereaksi dengan mengejan. Namun, mengejan terlalu keras saat buang air besar berarti Anda memaksakan feses yang padat dan keras untuk keluar dari anus yang berukuran kecil. Akibatnya, Anda berisiko mengalami beberapa kondisi berikut:
Baca Juga: Alami Sembelit Parah, Ternyata Bocah 4 Tahun Ini Terinfeksi Ratusan Cacing
Lantas, apa saja risiko yang bisa terjadi bila Anda mengejan terlalu keras saat BAB? Simak ulasan lengkap yang dihimpun Hello Sehat.
1. Robekan pada anus (fisura ani)
Risiko pertama dari mengejan terlalu keras saat BAB adalah fisura ani.
Fisura ani adalah kondisi robeknya dinding bagian dalam anus akibat peregangan secara berlebihan. Kondisi ini bisa disebabkan oleh feses yang keras sehingga sulit dikeluarkan atau akibat BAB secara terus-menerus.
Gejala utama dari fisura ani adalah munculnya rasa sakit bersamaan dengan keluarnya feses. Rasa sakit bisa bertahan selama beberapa menit hingga berjam-jam. Selain itu, Anda juga dapat mengalami gejala lain berupa:
- Terdapat darah, baik darah pada feses atau darah yang menetes dari anus setelah feses keluar
- Tampak luka robekan pada jaringan sekitar anus
- Terdapat benjolan kecil di sekitar jaringan yang robek, tapi gejala ini biasanya muncul jika fisura ani sudah berlangsung lama
2. Prolaps rektum
Mengejan terlalu keras saat BAB tidak hanya berdampak bagi anus, tapi juga rektum. Rektum merupakan bagian terujung dari usus besar yang berfungsi menampung feses sebelum dikeluarkan.
Baca Juga: Terlalu Sering Minum Bubble Tea, Gadis 14 Tahun Alami Sembelit Parah
Prolaps rektum atau turunnya usus besar adalah kondisi ketika posisi rektum berpindah dari jaringan yang menyangganya. Rektum kemudian terdorong keluar dari tubuh melalui bukaan pada saluran anus.
Cara paling efektif untuk mengatasi prolaps rektum adalah melalui operasi. Setelah operasi, Anda masih harus menghindari berbagai faktor yang dapat memicu sembelit, serta mengonsumsi obat-obatan khusus bila diperlukan.
3. Wasir (hemoroid)
Pembuluh vena di sekitar anus dan rektum bagian bawah dapat meregang dengan mudah oleh tekanan. Lambat laun, pembuluh vena dapat membesar, mengalami pembengkakan, dan berkembang menjadi wasir.
Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan wasir, dari kebiasaan duduk terlalu lama, sering menunda BAB, hingga kebiasaan mengejan saat buang air besar. Tekanan saat mengejan akan melukai wasir dan menyebabkan perdarahan.
Anda bisa mencegah wasir dengan memperbanyak konsumsi makanan kaya serat, minum cukup air, tidak menunda BAB, dan lebih banyak bergerak. Cara ini bermanfaat untuk mengembalikan tekstur normal feses sehingga tidak sulit dikeluarkan.
4. Kebocoran urine dan feses
Kebiasaan mengejan dapat membuat otot-otot yang mengatur pengeluaran urine dan feses menjadi lemah. Otot-otot tersebut tidak lagi bekerja dengan efektif sehingga Anda lebih berisiko mengalami kebocoran urine dan feses.
Tidak hanya itu, feses keras yang menumpuk di rektum juga dapat menekan kandung kemih dan memengaruhi fungsinya. Akibatnya, Anda harus lebih sering bolak-balik ke kamar mandi karena tidak bisa menahan buang air kecil.
Feses yang padat dan keras memang menimbulkan masalah tersendiri. Namun, mengejan saat buang air besar (BAB) bukanlah solusinya. Kebiasaan ini justru bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
Normal atau tidaknya feses tergantung pada kebiasaan BAB dan apa yang Anda makan. Perbanyak konsumsi makanan kaya serat, minum cukup air, dan jangan menunda BAB agar feses tidak mengeras.
Itulah empat risiko yang bisa terjadi bila Anda mengejan terlalu keras saat BAB, jadi hati-hati ya!