Studi : Pneumonia Lebih Banyak Disebabkan Virus, Pakar : Vaksin Solusinya

Ade Indra Kusuma Suara.Com
Rabu, 10 Juli 2019 | 15:30 WIB
Studi : Pneumonia Lebih Banyak Disebabkan Virus, Pakar : Vaksin Solusinya
Ilustrasi pneumonia [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Studi : Pneumonia Lebih Banyak Disebabkan Virus, Pakar : Vaksin Solusinya

Antara 800.000 sampai 900.000 anak mengidap pneumonia atau radang paru-paru setiap tahun di seluruh dunia.

Dalam sebuah studi besar di tujuh negara, para periset mendapati bahwa kebanyakan dari kasus pneumonia itu disebabkan oleh virus.

Ilustrasi. (Sumber: Shutterstock)
Ilustrasi vaksin. (Sumber: Shutterstock)

Studi itu menunjukkan betapa pentingnya sebuah vaksin. Banyak orang tidak menyadari bahwa pneumonia (radang paru-paru) adalah penyebab utama kematian anak-anak di seluruh dunia, menewaskan satu juta anak setiap tahun.

Baca Juga: Gimana Flu Biasa Bisa Sebabkan Pneumonia? Ini Penjelasannya

Sebuah tim ilmuwan internasional yang dipimpin oleh para periset di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Johns Hopkins melakukan studi itu.

Maria Knoll, pakar epidemiologi di Johns Hopkins, berbicara kepada VOA melalui Skype.

"Kami mempelajari tujuh lokasi berbeda di Afrika dan Asia, dan dalam berbagai kondisi, sebagian di wilayah endemi malaria, sebagian di desa dan kota, dan di semua itu, kami menemukan lebih banyak virus daripada bakteri," katanya seperti mengutip VOAIndonesia.

Bakteri menyebabkan kurang dari 30 persen kasus. Para periset menggunakan teknologi canggih, yang tidak dimiliki oleh para dokter di negara-negara itu.

Karena para dokter itu tidak tahu penyebab pasti pneumonia, mereka sering memberi resep antibiotik. Tapi antibiotik tidak mempan melawan virus. Akibatnya obat-obat bermutasi dan menjadi kurang efektif melawan penyakit yang disebabkan bakteri.

Baca Juga: Sutopo Flu Sebelum Meninggal Dunia, Ini Bedanya Flu Biasa dan Flu Pneumonia

Para periset berargumen yang diperlukan adalah vaksin yang melindungi dari pneumonia yang disebabkan virus.

Knoll mengatakan keluarga-keluarga di pedesaan seringkali tinggal jauh dari rumah sakit. Untuk pergi ke rumah sakit dan membayar pengobatan biayanya mahal.

"Seringkali orangtua harus berjalan kaki 24 jam untuk mendapatkan pengobatan yang layak, dan ketika mereka sampai disana, mereka harus menunggu seminggu sampai anak mereka bisa bernapas normal lagi," tambahnya.

Knoll mengatakan pneumonia juga menyebabkan penderitaan yang besar.

"Saya pernah melihat seorang ayah memohon para dokter untuk menyembuhkan anaknya. Ayah itu pernah kehilangan anak kandungnya yang lain. Jadi anak itu adalah satu-satunya anaknya yang masih hidup dan mengidap pneumonia di salah satu rumah sakit itu," ujarnya.

Keluarga-keluarga mungkin harus menjual rumah atau ternak mereka untuk membayar biaya pengobatan.

Para periset kini punya gambaran lebih baik mengenai vaksin mana yang efektif. Mereka harap upaya mereka akan mendorong pemerintah-pemerintah untuk menyediakan lebih banyak dana untuk meriset vaksin untuk membantu anak-anak dan keluarga mereka di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI