Menyusui ketika Menderita Kanker Payudara, Apa yang Harus Dilakukan?

Rabu, 10 Juli 2019 | 12:35 WIB
Menyusui ketika Menderita Kanker Payudara, Apa yang Harus Dilakukan?
Ilustrasi ibu menyusui (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kanker payudara menduduki peringkat teratas untuk kanker yang paling banyak diidap wanita Indonesia, setelahnya kanker serviks, berdasarkan data dari Kemenkes pada 31 Januari 2019.

Angka kejadian untuk perempuan yang menderita kanker payudara yaitu sebesar 42,1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 17 per 100.000 penduduk.

Kanker payudara memang menjadi momok tersendiri. Lalu bagimana jika menderita payudara saat harus menyusui Si Kecil?

Studi menunjukkan, menyusu walau sekalipun dapat mengurangi risiko kanker payudara pada wanita hingga 30%. Ini bahkan telah ditunjukkan pada wanita dengan mutasi BRCA1, yang meningkatkan risiko kanker payudara.

Baca Juga: Ratna Galih Belajar Menyusui 2 Bayinya Sekaligus, Perhatikan 3 Hal Ini

Mendiagnosis kanker payudara selama kehamilan atau saat ibu menyusui mungkin sulit. Sehingga ini akan menunda diagnosis, menurut Cancer Center.

Gejala kanker payudara mirip dengan yang mungkin disebabkan oleh menyusui atau jaringan payudara yang meradang, termasuk massa, nyeri, puting susu dan kemerahan.

Ibu menyusui lebih mungkin mendapatkan hasil positif palsu atau tidak meyakinkan pada mammogram atau USG. Sebab didiagnosis menderita kanker payudara selama kehamilan dan menyusui dapat mempersulit perawatan.

Ilustrasi ibu menyusui. (Shutterstock)
Ilustrasi ibu menyusui. (Shutterstock)

Wanita yang baru hamil memiliki risiko sedikit lebih tinggi daripada populasi umum yang terkena kanker payudara selama 10 tahun ke depan, kemungkinan karena perubahan hormon yang terlibat.

Beberapa jenis perawatan kanker payudara mungkin diberikan dengan aman selama kehamilan, termasuk jenis kemoterapi tertentu , tetapi yang lain seperti operasi atau terapi radiasi mungkin harus ditunda.

Baca Juga: Benarkah Makan Jengkol Bikin ASI Bau dan Pahit? Ibu Menyusui Wajib Tahu

Namun, kemoterapi, terapi hormon dan anestesi yang dijalani si ibu kemungkinan besar juga berpengaruh terhadap si bayi melalui ASI. Oleh karena itu dokter akan merekomensaiskan untuk tidak menyusui selama perawatan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI