Depresi dan Masalah Kejiwaan Menghantui Peserta Aksi Demo di Hong Kong

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Rabu, 10 Juli 2019 | 08:46 WIB
Depresi dan Masalah Kejiwaan Menghantui Peserta Aksi Demo di Hong Kong
Sejumlah pemrotes turun ke jalan di Hong Kong, Kamis (27/6/2019). (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Depresi dan Masalah Kejiwaan Menghantui Peserta Aksi Demo di Hong Kong

Aksi demo dan protes yang dilakukan kalangan muda Hong Kong terkait RUU Ekstradisi disebut bisa memengaruhi kesehatan jiwa.

Pasalnya, Hong Kong yang selama ini dikenal sebagai salah satu daerah paling aman di dunia, tiba-tiba menjadi sorotan karena kekerasan yang dilakukan oleh polisi kepada massa aksi.

Kayi Wong, perempuan 23 tahun yang menjadi salah satu massa aksi, mengaku mengalami gejala depresi setelah kematian empat orang oleh polisi.

Baca Juga: Perempuan Bawa Anjing ke Masjid Diduga Depresi, 7 Tips Bantu Orang Depresi

"Sulit memikirkan masa depan jika kondisi tanpa solusi seperti ini berlanjut. Pemerintah Hong Kong harusnya mengerti apa yang menjadi landasan pikiran kami," tuturnya, dilansir Reuters.

Zoe Fortune dari City Mental Health Alliance Hong Kong, menyebut masalah kejiwaan menghantui mereka yang mengikuti aksi protes. Sebabnya, perbedaan pandangan antara kaum muda dan generasi sebelumnya bisa mengakibatkan perpecahan dalam keluarga.

Aksi unjuk rasa menentang RUU ekstradisi di Hong Kong sudah berlangsung beberapa hari siang dan malam. (AFP)
Aksi unjuk rasa menentang RUU ekstradisi di Hong Kong sudah berlangsung beberapa hari siang dan malam. (AFP)

Ia mengatakan dalam aksi protes beberapa waktu lalu, sempat ada salah satu peserta yang berencana melakukan bunuh diri. Untungnya, peserta tersebut bisa diselamatkan.

Zoe mengatakan stres dan depresi yang dialami anak muda saat ini merupakan refleksi penanganan massaa aksi demo oleh pemerintah. Mereka tak menyangka, aksi dan demo yang dilakukan dengan damai mendapat perlakuan kasar dan kejam dari polisi.

"Padahal kami juga penduduk Hong Kong, sama seperti mereka. Hal ini membuat kami sulit untuk tetap positif dan optimis," tuturnya.

Baca Juga: Bangkit dari Depresi Pasca Persalinan, Simak Tips Behati Prinsloo

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI