Suara.com - Cegah Jemaah Sakit, Kemenkes Berikan Penyuluhan Kesehatan Haji
Sosialisasi mengenai kesehatan menjadi hal yang sangat penting untuk terus dilakukan pada para jemaah haji, baik sebelum mereka berangkat atau saat mereka sudah berada di Tanah Suci.
Langkah ini bisa membuat mereka terlindung dari berbagai risiko gangguan kesehatan yang timbul selama melaksanakan prosesi ibadah haji. Hal tersebutlah yang terus dilakukan oleh Tim Promotif Preventif (TPP) Kemenkes 2019.
Pada Senin (8/7/2019), TPP kembali mengadakan penyuluhan kesehatan pada jemaah haji asal Embarkasi Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang tinggal di sektor 5 Madinah. Kegiatan ini dilakukan di pelataran Mesjid Nabawi, Madinah.
Baca Juga: Berusia 92 Tahun, Haki Jadi Calon Jemaah Haji Tertua Kota Malang
Pada penyuluhan tersebut, dr. Nia Soniawaty, salah seorang anggota TPP menyampaikan beberapa pesan kesehatan kepada jemaah haji yang hadir. Secara khusus ia menyampaikan cara pencegahan dari sengatan panas (heat stroke) dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap.
"Jemaah haji selalu diimbau untuk menjaga kesehatannya mulai sekarang sampai akhir musim haji. Salah satu cara efektif untuk melindungi diri dari risiko gangguan kesehatan yang timbul selama menjalankan ibadah haji ialah dengan mengenakan APD secara lengkap dan benar," ungkap dia dalam siaran pers yang Suara.com terima.
Penggunaan APD, lanjut dr. Nia sangat efektif mencegah jemaah terkena heat stroke, tertular penyakit dan masalah kesehatan lainnya.
Jenis APD yang diperkenalkan kepada para jemaah antara lain, payung atau topi, kacamata hitam, masker, sandal beserta kantongnya, semprotan air dan tas kecil yang berfungsi menyimpan dokumen, makanan ringan maupun obat-obatan.
Tidak hanya melakukan penyuluhan, sebelum dan sesudah kegiatan penyuluhan, beberapa anggota TPP juga berperan untuk memastikan jemaah haji membawa dan mengenakan APD (case finding).
Baca Juga: Jemaah Haji dan Umrah Ingin Vaksin Meningitis, RS Azra Siap Melayani
Sayangnya, beberapa jemaah didapati masih ada yang tidak mengenakan APD secara lengkap, terutama masker. Sebagian lainnya tidak memakai alas kaki dengan beragam alasan, mulai dari terburu-buru hingga merasa kakinya tidak kepanasan.