Suara.com - Ini Saran Dokter untuk Waspda Proses Kerusakan Otak pada Lansia.
Pola hidup sejak masa muda, menentukan kesehatan otak pada masa tua. Tanpa sadar semua investasi yang dilakukani seseorang lakukan saat ini sangat bergantung pada suatu hal utama, yaitu ketangkasan intelektual.
Dr. dr. Yuda Taruna, SpS., mengatakan investasi otak adalah tentang bagaimana tetap menjaga otak setiap individu tetap sehat dan produktif.
Untuk itu, guna memastikan kesehatan otak perlu dilakukan pemeriksaan. Terutama untuk individu yang memiliki faktor risiko seperti hipertensi dan diabetes. Hal ini dilakukan sebagai bentuk pengecahan kerusakan otak pada saat lanjut usia (lansia).
Baca Juga: Tidak Hanya Bikin Ketagihan, Vape Lambat Laun Bisa Merusak Otak
"Dalam konteks proses penuaan otak, setiap orang saat usia 40 tahun, sebaiknya sudah pernah memeriksakan medical check up atau yang umur lebih muda namun dengan faktor risiko, misalnya obesitas, adanya demensia, dan lain sebagainya. Pemeriksaan medical check up harus komperhansif, termasuk deteksi dini kerusakan otak," kata dokter Yuda dalam pemaparannya di RS Atma Jaya, Panjaringan, Jakarta Utara, Selasa (9/7/2019).
Berdasarkan penelitian Enhaching Diagnostic Accurary of aMCI in the Elderly : Combination of Olfactory Test, Pupillary Response Test, BNDF Plasma Level and APOE Genotype yang dilakukan di fakultas kedokteran Atma Jaya, dan telah dimuat di International Journal of Alzheimer Disease menunjukkan skor yang rendah pada pemeriksaan saraf penciuman menjadi prediktor pra demensia.
"Dari penelitian ini diketahui bahwa gangguan saraf penciuman yang tidak disadari dapat menjadi tanda awal proses penuaan di otak dan menjadi faktor risiko demensia," jelasnya lebih lanjut.
Kaitannya adalah, pentingnya mendeteksi saraf penciuman yang merupakan data kesehatan penting merupakan cara mendeteksi tanda awal kerusakan otak.
"Saat usia lanjut, umumnya lansia memeriksakan fungsi ginjal, hati, paru, atau jantung, tapi sedikir sekali yang memeriksakan fungsi otak. Padahal, otak juga merupakan organ tubuh yang akan mengalami keeusakan. Hak ini tidak dapat dihindari, jadi otak harus di check up. Apa pun intervensinya akan bermanfaat bagi sel-sel otak yang masih baik," paparnya.
Baca Juga: Idap Kanker Prostat yang Menyebar ke Otak, Pria Ini Sembuh Setelah Radiasi
Pemeriksaan menggunakan aroma yang familiar dengan kondisi di Indonesia adalah lewat metode, apabila pasien tidak mampu mengidentifikasi jenis aroma (padahal tidak sedang pilek atau gangguan hidung lain), maka kemungkinan besar mengalami prediktor prademensia.