Ditangani Dokter Perempuan, Risiko Kematian Pasien Serangan Jantung Turun

Selasa, 09 Juli 2019 | 14:02 WIB
Ditangani Dokter Perempuan, Risiko Kematian Pasien Serangan Jantung Turun
Ilustrasi kesehatan jantung perempuan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ditangani Dokter Perempuan, Risiko Kematian Pasien Serangan Jantung Turun

Bagi sebagian orang, jenis kelamin dari seorang dokter adalah hal yang penting, khususnya saat mereka harus merawat dan berkonsultasi mengenai area pribadi dan sensitif mereka.

Nah, ternyata, pemilihan jenis kelamin seorang dokter ini, juga bisa berdampak pada peluang Anda untuk bertahan hidup lho. Sebuah penelitian mengungkap, ini terjadi saat pasien mengalami serangan jantung.

Dilansir Hello Magazine, para peneliti di University of Minnesota melaporkan, pasien jantung perempuan lebih mungkin tidak selamat ketika mereka dirawat oleh dokter lelaki daripada dokter perempuan.

Baca Juga: Banyak Manfaat, Memelihara Kucing Bisa Kurangi Risiko Serangan Jantung

Dan dampaknya sangat kuat, di mana, memiliki lebih banyak dokter perempuan di ruang gawat darurat dapat meningkatkan peluang pasien perempuan untuk bertahan hidup pula.

Para peneliti mempelajari penerimaan pasien gawat darurat untuk serangan jantung di negara bagian Florida di Amerika Serikat (AS) antara tahun 1991 dan 2010.

Mereka menemukan bahwa, ketika semua faktor lain telah diperhitungkan, pasien lelaki dan perempuan memiliki hasil yang sama untuk bertahan hidup saat mereka ditangani oleh dokter perempuan.

Sedangkan pasien perempuan lebih besar tingkat kematiannya jika mereka ditangani oleh dokter lelaki. Pasien perempuan yang ditangani oleh dokter lelaki 1,5 persen lebih kecil kemungkinannya untuk selamat dari serangan jantung dibandingkan dengan yang ditangani oleh dokter perempuan.

Bahkan, jika pasien perempuan yang dutangani oleh seorang dokter lelaki, lebih mungkin bertahan hidup jika di ruangan gawat darurat tersebut memiliki sejumlah besar dokter perempuan lain, yang sebelumnya merawat pasien serangan jantung.

Baca Juga: Bukan Pria, Wanita Perokok 13 Kali Lebih Rawan Serangan Jantung Mematikan

Dr. Brad Greenwood, profesor asosiasi dan ilmu keputusan di universitas tersebut mengatakan, bahwa hasil penelitian ini mungkin dapat berkontribusi, mengingat adanya stereotip korban serangan jantung kebanyakan adalah lelaki yang kelebihan berat badan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI