Ingat, Dampak Kurang Tidur Lebih Buruk pada Wanita daripada Pria

Senin, 08 Juli 2019 | 14:35 WIB
Ingat, Dampak Kurang Tidur Lebih Buruk pada Wanita daripada Pria
Ilustrasi wanita kekurangan tidur (Sumber" Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Begadang memang tidak baik. Tetapi terkadang kita mengalami hal-hal tidak diinginkan yang dapat membuat kita terjaga semalaman.

Inilah yang terjadi pada Laurel. Wanita 37 tahun dari Marshfield yang setiap harinya selalu tidur kurang dari 8 jam.

"Kesehatan dan kesejahteraan emosional saya jelas menderita," katanya, mengingat bahwa ia sering mengeluh stres, pilek, dan nyeri sendi. Dokter mendiagnosis dirinya menderita artritis.

Dokter mengatakan bahwa kekurangan tidur justru memperparah gejalanya.

Baca Juga: Kurang Tidur, Anak Terancam Mengalami Obesitas

Mengutip WebMD, sebuah penelitian terbaru menunjukkan wanita yang sering begadang seperti Laurel memiliki risiko lebih besar terkena masalah kesehatan daripada pria.

Kurang Tidur, gangguan tidur, imsonia. (Shutterstock)
Kurang Tidur, gangguan tidur, imsonia. (Shutterstock)

Penelitian dari Duke University Medical Center, dipimpin oleh Edward Suarez, PhD, seorang profesor di departemen psikiatri dan ilmu perilaku, menemukan wanita yang memiliki jam tidur tidak sehat berada pada risiko tinggi untuk penyakit jantung , diabetes tipe 2, dan depresi.

"Perbedaannya sangat luar biasa," kata Suarez.

Suarez menjelaskan perbedaan ini dasari oleh hormon. Tetapi tidak jelas bagaimana hormon ini membuat wanita lebih rentan, tetapi justru melindungi pria.

Selain memengaruhi kesehatan, pola tidur buruk juga dapat menyebabkan rentang hidup yang lebih pendek pada wanita.

Baca Juga: Setop Begadang, Kurang Tidur Pengaruhi Perasaan Cinta hingga Kemesraan

Risiko kesehatan pada wanita antara lain hipertensi, diabetes tipe 2, berat badan bertambah hingga depresi.

Oleh karena itu, Laurel mencoba mendapatkan lebih banyak jam tidur dengan tidur lebih awal, berjalan di siang hari dan mencoba obat tidur selama sebulan untuk mengembalikan siklus tidur alami ke jalurnya.

Gejala-gejala penyakit yang dialaminya belakangan berangsur membaik ketika kebiasaan tidurnya diperbaiki.

"Aku dalam kondisi pikiran yang jauh lebih baik sekarang," kata Laurel.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI