Suara.com - Seorang pria asal Singapura, Teo Ghim Heng tega membunuh istrinya yang sedang hamil dan anak balitanya karena terbakar api cemburu.
Sebelum membunuh, Teo menduga anak perempuannya yang berusia 4 tahun bukan anak kandung hasil pernikahannya dengan istrinya, Choong Pei Shan (39).
Pasalnya, Choong pernah berselingkuh beberapa tahun lalu dan Teo belum memaafkan kesalahan istrinya.
Selain itu, Choong juga pernah mengatakan Teo sebagai suami dan ayah yang tidak berguna di depan anaknya. Sikap Choong tersebut semakin membuat Teo memendam semua amarahnya.
Baca Juga: Jangan Sepelekan, Flu Bisa Picu Penyakit Kronis Hingga Kematian
Choong mengatakan hal tersebut ketika melihat anaknya tidak berangkat sekolah dan Teo mengaku tidak bisa membayar biaya sekolah anak mereka.
Hal tersebut membuat Choong marah karena menganggap Teo tidak bisa menghidupi keluarga kecil mereka. Teo adalah seorang penjudi yang memiliki banyak utang sejak 2016.
"Terdakwa merasa Choong seharusnya berkontribusi dalam membiayai rumah tangga dengan bekerja. Dia juga tidak pernah memaafkan perselingkuhan istrinya hingga mencurigai anaknya yang berusia 4 tahun itu bukan darah dagingnya," kata JPU Han Ming Kuang dikutip dari Straits Times.
Akibat perdebatan tentang keuangan yang tak kunjung usai, emosi Teo mulai naik pitam. Ia langsung mengambil handuk dan melingkarkannya di leher istrinya, Choong.
Ia berusaha mencekik istrinya menggunakan handuk selama 15 menit. Setelah itu ia kembali mencekik istrinya yang sedang hamil dengan tangan kosong hingga berhenti bernapas.
Baca Juga: Kegiatan Donor Darah Efektif Turunkan Angka Kematian Ibu, Kok Bisa?
Usai membunuh istrinya, Teo juga membunuh anaknya yang berusia 4 tahun sepulang dari sekolah. Saat itu anaknya sedang duduk menonton TV dan ia langsung mencekiknya dengan cara yang sama.
Setelah itu, Teo langsung menidurkan mayat anak serta istrinya yang sedang hamil di tempat tidurnya. Ia membiarkan mayat anak dan istrinya berada di dalam kamar selama seminggu dengan kondisi AC selalu menyala agar tidak cepat busuk.
Teo tidak pernah meninggalkan mayat istri dan anaknya, sesekali ia hanya keluar pergi makan. Beberapa kali ia juga mencoba bunuh diri tetapi rencananya selalu tidak berhasil.
Padahal ia sudah mencoba menyayat pergelangan tangannya hingga mengonsumsi obat-obatan. Terakhir kali ia berusaha membakar anak, istri dan dirinya sendiri tetapi juga tidak berhasil.
Teo keluar dari kobaran api dan membiarkan mayat anak serta istrinya terbakar di dalam rumah. Selama menyimpan mayat anak dan istrinya di dalam rumah itu pula Teo selalu membohongi keluarga istrinya.
Beberapa kali keluarga istrinya mempertanyakan keberadaan keluarga mereka yang tidak pernah hadir acara keluarga.
Pria tersebut selalu mengatakan istrinya sedang sakit sehingga tidak bisa pergi ke acara keluarga. Bahkan ia juga mengatakan istrinya tidak bisa berkomunikasi melalui telepon.
Seminggu setelah pembunuhan, saudara lelaki istrinya datang ke rumah mereka dan mengetuk pintu tetapi tidak ada jawaban. Hal tersebut membuat saudara iparnya curiga dan menyusuri jendela lalu menemukan bau menyengat.
Saat itu pula keluarga Choong langsung memanggil polisi dan Teo keluar dari rumah sambil mengatakan bahwa istrinya telah meninggal.