Kecanduan Ponsel, Bocah Ini Idap Gangguan Kesehatan Mental

Jum'at, 05 Juli 2019 | 06:35 WIB
Kecanduan Ponsel, Bocah Ini Idap Gangguan Kesehatan Mental
Bahaya Menggenggam Ponsel Terlalu Lama. (Unsplash/rawpixel)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kecanduan smartphone di kalangan remaja merupakan masalah yang sangat umum dan serius sekarang ini. Sayangnya sebagian besar mereka juga tidak diawasi ketika menggunakannya.

Padahal, ini dapat menyebabkan masalah kesehatan termasuk masalah mata, masalah fokus dan bahkan kerusakan otak.

Seorang anak lelaki berusia 13 tahun asal Zhejiang, China, tahun ini mulai diberi smarthphone pertama kali oleh orang tuanya. Kedua orang tuanya membelikan ponsel dengan tujuan agar mereka tetap berhubungan karena sang ibu dan ayahnya sering sibuk bekerja.

Sang bocah bermain 'mainan baru'-nya itu hampir setiap hari, baik siang maupun malam hari. Bahkan terkadang ia masih berkutat dengan ponselnya sampai tengah malam.

Baca Juga: Waduh, Peneliti Temukan Ponsel 7 Kali Lebih Kotor dari Dudukan Toilet

Hingga akhirnya sang bocah terkena masalah kesehatan yang sangat serius.

Melansir World of Buzz, sekitar sebulan yang lalu bocah ini tiba-tiba membenturkan kepalanya sendiri ke dinding saat di sekolah.

Hati-hati, sering mengakses media sosial (medsos) bisa bikin penggunanya, terutama perempuan depresi. (Shutterstock)
Ilustrasi bermain ponsel (Shutterstock)

Gurunya berkata sang anak tidak akan berhenti dan akhirnya ia memanggil ibunya. Saat sang ibu tiba di sekolah, ia mendapati keadaannya menjadi lebih buruk.

Tubuh bocah itu tidak hanya lemas, wajahnya juga bergerak-gerak dan tidak responsif terhadap panggilan ibunya ketika dia mencoba membangunkannya.

Secara segera bocah itu dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa. Dan ia harus dirawat selama 28 hari.

Baca Juga: Asyik Main Ponsel, Bocah Kunci Diri di Mobil Sampai Dijebol Petugas Damkar

Namun kondisinya tidak membaik, tetapi justru memburuk hingga ia mengalami gangguan kesehatan mental.

Sebagai anak laki-laki berusia 13 tahun, dia berperilaku seperti bayi yang tidak bisa berjalan atau berbicara atau menjaga dirinya sendiri. Bahkan setelah ia dibawa ke Departemen Neurologi dan Departemen Rheumatologi, kondisinya masih belum membaik.

Para dokter kemudian melakukan pemeriksaan terperinci terhadap bocah itu dan melihat laporan tes sebelumnya untuk menentukan apa sebenarnya yang dideritanya. Hingga mereka mendiagnosis sang bocah menderita Ensefalitis Autoimun.

Penyakit ini adalah kategori baru dari penyakit yang diperantarai kekebalan yang melibatkan sistem saraf pusat yang mengarah pada gangguan kognitif, menurut American Journal of Neuroradiology.

Setelah diberi obat dan perawatan, kondisi bocah itu akhirnya mulai membaik. Wajahnya tidak lagi mengejang dan dia bisa bicara lagi.

Pada hari keempat pengobatan, ia mulai mengenali orang tuanya dan pada hari ke-12, kesehatan bocah itu telah meningkat secara dramatis dan dipulangkan dari rumah sakit.

Dokter menjelaskan, akibat dari bermain ponsel terus-menerus hingga tengah malam dan tidak mendapatkan istirahat yang baik, sistem kekebalan tubuhnya melemah dan mengakibatkan Ensefalitis Autoimun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI