Jumlah Lansia Makin Banyak, Peneliti UI Soroti Fasilitas yang Masih Kurang

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Rabu, 03 Juli 2019 | 16:10 WIB
Jumlah Lansia Makin Banyak, Peneliti UI Soroti Fasilitas yang Masih Kurang
Fasilitas umum untuk lansia masih perlu perbaikan. (Dok. Suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jumlah Lansia Makin Banyak, Peneliti UI Soroti Fasilitas yang Masih Kurang

Fasilitas publik bagi masyarakat lanjut usia (lansia) di Indonesia masih terbilang kurang. Padahal, jumlah lansia di Indonesia diprediksi semakin banyak dari tahun ke tahun.

Ketua Pusat Kajian Kelanjutan Usia, Universitas Indonesia (UI) Dr. Fatmah mengatakan pembangunan infrastruktur bagi lansia dinilai masih kurang, terutama fasilitas di jalan raya, tempat umum, taman, dan lainnya.

"Beberapa program pemerintah pusat dan daerah sudah mulai merambah ke lansia. Seharunya lansia bisa mengakses dengan mengunakan fasilitas yang disediakan, sehinga tidak menimbulkan kecelakaan seperti jatuh dan kepleset di area tempat umum," kata Fatmah di Universitas Indonesia (UI) Kota Depok, Jawa Barat, Rabu (3/7/2019).

Baca Juga: Tips Mudik Bersama Lansia, Jangan Sampai Kelelahan

Menurut dia, pembangunan infrastruktur fasilitas publik untuk lansia di Indonesia baru mencapai 20 persen.

Meski begitu, ada beberapa kota yang sudah mulai memberikan kenyamanan bagi lansia, salah satunya adalah Kota Depok.

"Kebanyakan tidak ada, tapi sudah mulai diperhatikan fasilitas umum bagi lansia di negeri ini. Tak hanya itu, fasilitas non fisik pun sudah dilakukan seperti kesehatan dan pelatihan, di mana lansia ini masih bisa berpotensi untuk bisa bekerja, tetapi perlu perhatian," jelasnya.

Salah satu bentuk perhatian yang bisa diberikan adalah dengan memastikan kebutuhan lansia terpenuhi. Di mana kebutuhan Lansia harus diketahui dengan cara menayakan apa yang diinginkan atau dibutuhkan.

Fatmah juga menyoroti keberadaan panti jompo atau panti werda untuk lansia yang memadai. Menurutnya, keberadaan panti werda yang memadai masih kurang di Indonesia.

Baca Juga: Panduan Memilih Perawat Infal untuk Orang Sakit dan Lansia saat Lebaran

"Kalau dilihat di Indonesia panti jompo masih kurang. Untuk Kota Depok sendiri, sudah sepakat bahwa tidak membuka panti werda (panti jompo). Jadi Depok berkukuh tidak membuka panti jompo. Depok masih mengangap keluarga yang harus mendampingi lansia sampai akhir hayatnya. Kalau untuk menampung lansia terlantar iya," pungkasnya.

Dr. Fatmah, peneliti UI dari Pusat Kajian Kelanjutan Usia, bicara soal fasilitas untuk lansia. (Suara.com/Supriyadi)
Dr. Fatmah, peneliti UI dari Pusat Kajian Kelanjutan Usia, bicara soal fasilitas untuk lansia. (Suara.com/Supriyadi)

Sementara itu, Wakil Rektor III Bidang Riset dan Inovasi Universitas Indonesia, Rosari Saleh, mengatakan dukungan diberikan untuk meningkatkan kualitas hidup para lansia yang sudah diprediksi terus meningkat jumlahnya di masa depan.

“Meningkatnya angka lansia bisa dipandang sebagai satu parameter adanya perbaikan dalam pembangunan yang meningkatkan angka harapan hidup. Namun jika isu ini tidak kita kelola dan siapkan, akan menjadi masalah baru di masa depan seperti kita lihat di negara maju seperti Amerika dan Jepang,” tutur Rosari dalam Hari Lanjut Usia Nasional di Gedung ILRC Kampus UI Depok, Rabu (3/7/2019).

Ia mengatakan, Kementerian Sosial sudah memprediksi jumlah lansia di Indonesia akan mencapai 40 juta-an orang pada tahun 2025 atau hanya dalam enam tahun mendatang. Dan akan menjadi menjadi 71,6 juta dari perkiraan 310 juta penduduk Indonesia pada tahun 2050.

"Jumlah penduduk usia lanjut di satu sisi adalah bukti perbaikan pembangunan bidang kesehatan, namun juga akan menjadi ancaman jika tidak dipersiapkan fasilitas pendamping dan pendukung yang baik," kata dia.

Rosari mengatakan sejak tahun 2010, UI sudah berkomitmen untuk memberikan kontribusi bukan hanya pada riset tetapi juga masukan terhadap kebijakan-kebijakan terkait lansia lewat pembentukan Pusat Kajian Lanjut Usia / Center for Aging Studies Universitas Indonesia yang masih terus aktif berkontribusi hingga sekarang.

“Kami terus mengembangkan berbagai penelitian, inovasi dan pengabdian masyarakat untuk mewujudkan tercapainya lansia sehat dan bahagia untuk semua dengan pengembangan kajian lintas disiplin ilmu,” tutur Rosari.

Kontributor : Supriyadi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI