Suara.com - Punya Kecerdasan Buatan, Komputer di Australia Kini Rancang Obat Influenza.
Para ilmuwan di Australia mengatakan mereka telah menggunakan kecerdasan buatan untuk mengembangkan vaksin baru yang tangguh untuk melawan flu.
Tim dari Universitas Flinders yakin ini yang pertama kalinya komputer yang memiliki kecerdasan buatan ini mendesain obat baru untuk digunakan pada manusia.
Nama komputer itu adalah Sam, atau Search Algorithm for Ligands, dan para peneliti Australia mengatakan obat flu barunya adalah versi perawatan "turbo charged" yang sangat ampuh dari versi pengobatan yang ada saat ini.
Baca Juga: China Laporkan Kasus Flu Burung H5N6
Kunci teknologi itu adalah zat-zat yang membantu terapi yang sudah ada untuk bekerja lebih baik lagi guna mencegah infeksi.
Program kecerdasan buatan ini diberi informasi mengenai vaksin influenza yang sukses dan yang tidak sukses dan tidak mendapat bantuan apapun dari ilmuwan di Universitas Flinders. Mereka mengatakan ini adalah awal dari 'era baru' dalam penelitian kecerdasan buatan.
“Kami mengamati obat yang sukses, contoh obat yang tidak sukses atau gagal dan menunjukkan semuanya kepada program kecerdasan buatan (artificial intelligence atau "A.I") yang disebut Sam. A.I muncul dengan analisanya sendiri mengenai kemungkinan zat yang efektif yang kemudian kami amati dan uji, dan benar berhasil," seru Dr Nikolai Petrovsky ilmuwan dari Universitas Flinders di Adelaide seperti mengutip VOAIndonesia.
Uji klinis akan segera dimulai pada 240 relawan di Amerika yang disponsori oleh Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, bagian dari Institut Kesehatan Nasional AS.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan musim influenza 2019 tampaknya telah dimulai lebih awal dari tahun-tahun sebelumnya di Australia, Chile, Afrika Selatan, dan Selandia Baru.
Baca Juga: Awalnya Cuma Batuk dan Flu, Wanita Ini Mendadak Alami Kelumpuhan Total
Penyakit ini membunuh ribuan orang di seluruh dunia setiap tahun. Lebih dari 115.000 kasus influenza telah dilaporkan di Australia dan pihak berwenang mengatakan 226 orang telah meninggal tahun ini.