Suara.com - Seorang wanita hampir saja meninggal dunia setelah dokter salah mendiagnosis penyakitnya. Annie Lovegrove, wanita asal Inggris ini tidak tahu sedang menderita tonsilitis atau radang amandel dan penyakit darah langka.
Awalnya, Annie pergi ke rumah sakit dengan kondisi tubuh demam tinggi dan sebelumnya mengalami sariawan di bibir yang sangat menyiksa. Saat itu Annie belum mengetahui dirinya menderita penyakit darah langka, yakni anemia aplastik yang hanya dialami sekitar dua orang setiap tahunnya.
Ia lantas menceritakan awal mula kesehatannya menurun. Beberapa kali dokter juga salah mendiagnosis kondisinya sebelum akhirnya mengetahui anemia aplastik.
Ternyata Annie sempat mengalami masalah pencernaan dan memar di seluruh tubuhnya, tapi ia tidak segera pergi ke dokter.
Baca Juga: Penderita Anemia, Begini Cara Menaikkan Hb Secara Alami
"Saya menderita sakit maag pada pertengahan Januari, tubuh saya juga memar-memar. Awalnya, saya hanya minum obat bebas dan air garam selama seminggu. Tapi tidak ada perubahan dan justru semakin buruk sehingga ibuku menyuruh ke dokter," kata Annie, dikutip dari Mirror.
Setelah pergi ke dokter, Annie mendapatkan obat antibiotik tapi kondisi tubuhnya juga tidak membaik selama seminggu. Suhu tubuhnya justru semakin tinggi dan ia kembali pergi ke dokter.
Setelah dua minggu mengalami beberapa gejala, dokter baru mendiagnosis bahwa Annie menderita tonsilitis karena ada luka di amandelnya. Dokter pun memberikan tindakan dan obat minum untuk Annie. Ia juga meminta agar Annie segera datang ke dokter jika kondisinya tak kunjung membaik.
Ternyata benar, kondisi Annie mendadak turun esok harinya dan nadinya membengkak hingga harus dilarikan ke rumah sakit.
"Keesokan harinya, suhu tubuh saya semakin memburuk dan nadi saya membengkak. Syukurlah, ibu saya segera memanggil ambulans karena dia tahu ada sesuatu yang salah," lanjutnya.
Baca Juga: Di Tiongkok, Kecoak Disiapkan Jadi Bahan Baku Kosmetik hingga Obat Sariawan
Setelah melakukan sejumlah pemeriksaan, barulah dokter menemukan Annie menderita penyakit darah langka, yakni anemia aplastik.
Kondisi tersebut membuatnya harus menjalani transfusi trombosit dan 3 kantong darah setiap 24 jam.
"Saya lebih banyak tidur karena terasa sangat lemas. Saya juga berada di ruang isolasi karena saya tidak boleh terinfeksi apapun yang bisa memperburuk kondisinya," ujarnya.
Bahkan, Annie juga harus menjalani kemoterapi untuk memulihkan sistem kekebalannya sebelum menjadi transplantasi sumsum tulang pada Mei 2019 lalu. Annie mendapatkan donor sumsum tulang dari saudara perempuannya bernama Millie yang masih berusia 17 tahun.
"Sejak didiagnosis, saya belum bisa melihat banyak orang selain keluarga dekat saya. Karena flu pada seseorang pun bisa berisiko fatal pada kondisi tubuh saya," ujarnya.
Oleh karena itu, Annie tak sabar menjalani kehidupan normal kembali dengan orang-orang di sekitarnya setelah kondisinya sedikit lebih baik.