Lemak di Perut VS Lemak di Pinggul, Mana yang Lebih Berbahaya?

Selasa, 02 Juli 2019 | 14:35 WIB
Lemak di Perut VS Lemak di Pinggul, Mana yang Lebih Berbahaya?
Ilustrasi timbunan lemak di perut. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lemak di Perut VS Lemak di Pinggul, Mana yang Lebih Berbahaya?

Memasuki usia paruh baya, penumpukan lemak di perut dan pinggul tak bisa dihindari perempuan. Nah, studi menemukan risiko bahaya dua hal ini ternyata berbeda.

Penelitian yang diterbitkan oleh jurnal European Heart setelah melakukan penelitian terhadap 2.600 perempuan yang memiliki berat badan sehat - dengan indeks massa tubuh (BMI) antara 18 dan 25 lebih, menemukan jawabannya.

Perempuan dengan berat badan sehat tetap memiliki risiko stroke dan penyakit jantung, terutama pada perempuan yang memiliki tumpukan lemak di perut.

Baca Juga: Kaki Bengkak Setelah Sedot Lemak, Cardi B Dapat Kritik dari Haters

Penelitian ini sendiri dilakukan selama 18 tahun, dimulai pada pertengahan 1990-an lalu.

Para responden diminta melakukan pemindaian rutin untuk memeriksa lemak, otot, dan kepadatan tulang.

Studi menemukan data bahwa perempuan dengan badan berbentuk apel dengan banyak lemak di sekitar perut, memiliki risiko penyakit kardiovaskular lebih tinggi tiga kali lipat dibanding dengan perempuan yang berbentuk buah pir, yang memiliki lemak di sekitar pinggul dan paha.

Sebelumnya, banyak ahli mengatakan bahwa jenis lemak yang ada di sekitar organ perut, yang disebut lemak visceral, dapat meningkatkan risiko masalah metabolisme seperti diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.

Ilustrasi lemak pada pinggang. (Ilustrasi)
Ilustrasi lemak pada pinggang. (Ilustrasi Shutterstock)

Meski begitu, belum dapat dipahami mengapa lemak di pinggul dan paha tidak menimbulkan masalah di tempat lain pada tubuh.

Baca Juga: Jadi Hidangan Lebaran, Segini Kandungan Lemak di Setiap Bagian Opor Ayam

"Partisipan penelitian kami semua perempuan dengan berat badan normal. Jadi pesan ini sangat penting bahkan untuk perempuan dengan berat badan yang sehat, 'bentuk apel' atau 'bentuk pir' masih penting," kata Prof Qibin Qi, dari Fakultas Kedokteran Albert Einstein di New York, dilansir BBC.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI