Suara.com - Bayam sangat bermanfaat bagi kesehatan mata, mengurangi stres oksidatif, membantu mencegah kanker dan mengurangi tingkat tekanan darah tinggi.
Meski mempunyai berbagai manfaat tersebut, ternyata salah satu bahan kimia yang terdapat pada bayam tidak baik jika dikonsumsi oleh atlet.
Melansir DW.com, bayam mengandung ecdysterone. Hormon steroid yang terjadi secara alami di dalam daun hijau ini.
Sejak 1980-an, bayam memang sudah digunakan sebagai suplemen untuk pertumbuhan otot. Tetapi para ilmuwan dari Freie Universität Berlin merekomendasikan bahan kimia mirip steroid ini ditambahkan ke daftar zat doping terlarang.
Baca Juga: 7 Makanan Sehat Ini Bisa Bikin Keracunan, Termasuk Bayam dan Kentang
Para peneliti menguji efek dari ecdysteroid pada manusia untuk mengetahui bagaimana zat tersebut memengaruhi kinerja fisik mereka.
Penelitian ini melibatkan 46 pria muda (enam di antaranya kemudian keluar) pada program latihan kekuatan yang sama, tetapi dipisahkan menjadi kelompok-kelompok yang menerima suplemen yang mengandung ecdysterone, plasebo, atau tidak satu pun.
Beberapa peserta diberi plasebo, yang lain diberi kapsul ecdysterone yang mengandung setara dengan 4 kilogram (atau 8,8 pon) bayam mentah sehari.
Selama penelitian, yang didukung oleh Otoritas Anti-Doping Dunia (WADA), mereka yang menggunakan suplemen menunjukkan kekuatan fisik mereka meningkat tiga kali lipat dari rekan-rekan yang mengambil plasebo.
"Hipotesis kami adalah bahwa kami akan melihat peningkatan kinerja, tetapi kami tidak berharap itu menjadi sebesar itu," tutur Maria Parr di Institut Farmasi Universitas Berlin dalam sebuah wawancara dengan penyiar ARD dan ARTE.
Baca Juga: Benarkah Memanaskan Sayur Bayam 2 Kali Picu Kanker? Ini Buktinya!
Hasilnya berarti ecdysterone termasuk dalam daftar zat terlarang untuk olahraga, tambah peneliti.
"Kami merekomendasikan kepada WADA dalam laporan kami bahwa zat itu ditambahkan ke daftar doping. Kami berpikir bahwa jika zat itu meningkatkan kinerja, maka keuntungan yang tidak adil itu harus dihilangkan."
Pakar anti-doping yang berpusat di Nuremberg, Fritz Sörgel mengatakan kepada radio Deutschlandfunk bahwa ia berharap akan ada lebih banyak studi mengenai sifat-sifat dari ekstrak nabati lain yang akan diikuti.
"Di masa lalu kami tidak dapat menjabarkan zat-zat semacam ini dengan tingkat akurasi yang sama," katanya.
"Hari ini kami memiliki metode analitik yang memungkinkan kami untuk mengekstraksi zat dari tanaman, yang juga dapat memiliki dampak potensial lain. Jadi (penelitian ini, -red) benar-benar hanya permulaan," sambungnya.