Kemoterapi
Dalam terapi ini, obat antikanker dimasukkan dalam tubuh untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi dapat dilaksanakan pasca operasi untuk mencegah tumor muncul kembali, dan memperpanjang usia harapan hidup penderita.
Dalam kemoterapi, obat yang dapat digunakan adalah temozolomide atau vincristine. Untuk pasien anak-anak, dapat diberikan obat cyclophosphamide, vincristine, cisplatin, etoposide, carboplatin, atau methotrexate. Obat-obatan tersebut dapat diberikan sebagai obat tunggal atau dikombinasikan.
Kemoterapi dapat diberikan dalam bentuk tablet atau kapsul yang diminum, suntikan pada cairan otak dan tulang belakang, serta suntikan pada pembuluh darah vena. Pelaksanaan kemoterapi dilakukan dalam suatu siklus yang terdiri dari pemberian obat dan masa istirahat.
Baca Juga: Agung Hercules Sempat Susah Bicara, Kanker Otak Pengaruhi Komunikasi?
Tiap siklus biasanya berlangsung selama beberapa minggu. Kemoterapi dapat menimbulkan efek samping berupa mual, muntah, sariawan, kehilangan selera makan, rambut rontok, kulit menjadi sensitif terhadap cahaya matahari, serta tubuh terasa lemah atau lelah. Selain itu, kemoterapi juga dapat meningkatkan risiko infeksi.
Radioterapi
Dalam radioterapi, sinar berenergi tinggi diarahkan pada lokasi tumor untuk menghentikan pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali.
Radioterapi dilakukan untuk menghilangkan tumor yang tidak bisa diangkat dengan cara operasi, serta menurunkan risiko tumor muncul kembali. Radioterapi dilakukan dalam serangkaian terapi, selama 3-7 minggu.
Radioterapi bisa dilakukan dari luar (eksternal) yang ditujukan langsung pada tumor, atau menggunakan kapsul radioaktif yang ditempatkan dalam tumor (internal). Serupa dengan kemoterapi, radioterapi juga memiliki beberapa efek samping. Di antaranya rambut rontok, tubuh lelah, dan rasa tidak enak badan.
Baca Juga: Penelitian: Cacar Air Bisa Turunkan Risiko Kanker Otak Jenis Glioma
Selain kedua radioterapi tersebut, terdapat teknik yang disebut stereotactic radiosurgery. Dengan terapi ini, tumor dapat dihancurkan tanpa membedah rangka kepala. Dokter akan menggunakan bantuan CT scan atau MRI untuk menentukan posisi tumor. Selanjutnya, tumor dipotong dengan mengunakan pisau gamma atau pisau cyber.
Radioterapi jenis ini memiliki lebih sedikit komplikasi dibanding operasi biasa, dengan waktu pemulihan yang juga lebih cepat.
Kanker otak dapat tumbuh di beberapa bagian otak yang mengendalikan kemampuan bergerak, bicara, penglihatan, atau proses berpikir.
Oleh karena itu, pasca pengobatan diperlukan fisioterapi jika terjadi gangguan fungsi tubuh. Fisioterapi yang bisa dilakukan meliputi terapi fisik untuk mengembalikan fungsi bergerak atau kekuatan otot, terapi okupasi untuk membantu pasien melakukan kegiatan secara normal, serta terapi bicara bagi pasien yang memiliki gangguan bicara.