Terlalu Sayang pada Awal Pernikahan Bikin Pasangan Bercerai, Benarkah?

Kamis, 27 Juni 2019 | 14:15 WIB
Terlalu Sayang pada Awal Pernikahan Bikin Pasangan Bercerai, Benarkah?
Ilustrasi pasangan bercerai. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setiap pasangan tentu menginginkan hubungan yang langgeng. Namun pada kenyataannya, tidak semua pasangan berakhir seperti yang mereka inginkan hingga akirnya bercerai.

Peneliti telah menemukan tanda dari pasangan yang kemungkinan besar akan bercerai.

Studi ini dipublikasikan dalam Journal of Personality and Social Psychology, diikuti 168 pasangan selama 13 tahun untuk menemukan sinyal apa yang memprediksi perceraian atau tanda-tanda apa yang mengindikasikan pernikahan yang sehat dan tahan lama.

Menurut penelitian yang dilansir dari Independent UK, bukti menunjukkan pasangan yang terlalu sayang sejak awal, yang berarti mereka menunjukkan lebih dari tingkat kasih sayang yang dapat dipahami satu sama lain, lebih mungkin untuk bercerai.

Baca Juga: Tak Perlu Risih, Erangan Saat Bercinta Tanda Pasangan Bahagia

"Sebagai pengantin baru, pasangan yang bercerai setelah tujuh tahun atau lebih hampir selalu penuh kasih sayang, menunjukkan sekitar sepertiga lebih banyak kasih sayang daripada pasangan yang kemudian menikah dengan bahagia," tulis para penulis.

Tetapi apakah terlalu banyak kasih sayang selalu merupakan hal yang buruk?

Ilustrasi pasangan bercerai. [Shutterstock]
Ilustrasi pasangan bercerai. [Shutterstock]

“Jika Anda memikirkannya, itu masuk akal. Beberapa orang terjebak dalam kegilaan suatubu hungan, maka istilah 'cinta itu buta,' dan diketahui bahwa kegilaan bukanlah keadaan yang tahan lama."

"Setelah itu hilang, kita harus melihat apa yang tersisa (perasaan cinta) pada pasangan, dan jika tidak ada ikatan selain gairah, maka hubungan itu kemungkinan akan berantakan,” kata Madeleine Mason Roantree, psikolog kencan dan hubungan dan direktur PassionSmiths.

Susan Winter, pakar hubungan New York City dan penulis buku terlaris, setuju.

Baca Juga: Keguguran 13 Kali, Pasangan Ini Akhirnya Dikaruniai Anak

“Emosi yang berlebihan (dan ekspresi fisiknya) sulit dipertahankan. Jenis perilaku ini paling umum ditemukan pada periode bulan madu, yang merupakan fase singkat dari tiga hingga sembilan bulan,” kata Winter.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI