Pakai Celana Dalam Ibu, Tuba Fallopi Gadis Ini Diangkat karena Meradang

Vika Widiastuti Suara.Com
Kamis, 27 Juni 2019 | 08:21 WIB
Pakai Celana Dalam Ibu, Tuba Fallopi Gadis Ini Diangkat karena Meradang
Ilustrasi celana dalam. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Celana dalam dan sikat gigi adalah benda-benda pribadi yang seharusnya tidak digunakan bersama orang lain. Bukan tanpa alasan, berbagi barang pribadi dengan orang lain bisa menyebabkan infeksi akibat pertukaran bakteri.

Melakukan kebiasaan ini secara terus menerus akan menyebabkan masalah kesehatan. Seperti yang dialami oleh seorang gadis berusia 13 tahun di China.

Gadis yang tepatnya berasal dari provinsi Zhejiang itu awalnya muntah, demam, hingga sakit perut. Hal itu berlangsung sekitar setengah bulan sebelum ia kemudian di bawa ke rumah sakit oleh keluarganya, seperti yang dilaporkan China Press dilansir dari World of Buzz.

Setelah diperiksa dokter, ternyata gadis itu mengidap penyakit radang panggul hingga mengakibatkan hidrosalping atau saluran tuba fallopinya tersumbat dengan air. Salah satu saluran tuba fallopinya pun rusak parah.

Baca Juga: Dokter Angkat Paksa Tuba Falopinya, Wanita Ini Hancur Tidak Bisa Hamil Lagi

Hal itu pun membuat dokter bingung, bagaimana bisa seorang gadis yang masih kecil menderita radang panggul karena penyakit ini biasanya disebabkan oleh memiliki banyak pasangan seksual atau melakukan hubungan seks tanpa kondom.

Meski gadis itu telah mengalami menstruasi dua tahun lalu, ia belum pernah menggunakan tampon atau melakukan aktivitas seksual. Dokter pun bertanya-tanya.

Celana dalam perempuan. (Shutterstock)
Celana dalam perempuan. (Shutterstock)

Setelah diselidiki, akhirnya dokter di rumah sakit Zhejiang University mengetahui gadis itu sering memakai celana dalam ibunya. Pakaian dalam gadis tersebut disimpan bersama pakaian dalam milik ibunya di lemari yang sama. Akhirnya keduanya mengenakan celana dalam satu sama lain.

Bukan itu saja, parahnya ternyata sang ibu sebelumnya menderita vaginitis. "Ibu gadis itu masih dalam usia subur dan masih memiliki kehidupan seksual yang aktif. Dia juga menderita vaginitis sebelumnya. Jadi pakaian dalamnya mungkin terdapat bakteri," kata direktur departemen ginekologi, Zhou.

Menurutnya, gadis itu juga memiliki periode mentruasi lebih lama dari rata-rata 7 sampai 10 hari. Selama menstruasi dia juga disebut tidak terlalu higienis hingga bakteri bisa masuk ke tubuhnya.

Baca Juga: Pola Makan Buruk Tingkatkan Risiko Kanker Mulut hingga Rahim, Ini Alasannya

Akibatnya, kini gadis tersebut harus menjalani operasi laparoskopi untuk mengangkat tuba fallopi sebelah kanan dan kista ovarium kanan. Dokter sudah mencoba menyelamatkan tuba fallopinya, tetapi lesi tersebut sangat parah dan harus diangkat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI