Bayi 2 Tahun Idap Kanker Ovarium Langka dan Ganas, Kenali Gejalanya!

Rabu, 26 Juni 2019 | 20:50 WIB
Bayi 2 Tahun Idap Kanker Ovarium Langka dan Ganas, Kenali Gejalanya!
Kenni dan ibunya (Facebook/Fight with Kenni)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang balita bernama McKenna 'Kenni' Shea Xydias akhirnya sembuh dari kanker ovarium langka yang sudah diidapnya bahkan saat masih berusia 2 tahun.

Dia didiagnosis pada akhir Februari lalu. Sebelumnya pada akhir Januari, gejala yang dialami Kenni antara lain demam tinggi dan perut membengkak.

Melansir Daily Mail, Kenni didiagnosis dengan tumor kantung kuning telur ganas (yolk-sac tumor) tahap III. Tumor langka itu muncul dari sel-sel yang melapisi kantung kuning telur embrio. Beberapa tumor kanker ditemukan di perutnya, satu di dekat hatinya, dan lainnya berukuran 14 sentimeter di ovarium kanannya.

Menurut Rumah Sakit Anak Cincinnati, ini paling sering ditemukan pada anak-anak antara usia 1 dan 2 tahun. Sebagaimana kasus langka pada umumnya, ini pun disebut sangat jarang terjadi.

Baca Juga: Dikira Hanya Kembung, Wanita Ini Kaget Saat Didiagnosis Idap Kanker Ovarium

"Ini sangat, sangat langka," Dr Robert Wenham, ketua departemen Onkologi ginekologi di Moffitt Cancer Center di Tampa, Florida.

Kenni dan ibunya (Facebook/Fight with Kenni)
Kenni dan ibunya (Facebook/Fight with Kenni)

Kanker ini hanya menyumbang sekitar satu persen dari semua keganasan kanker ovarium.

Tumor kantung kuning telur melapisi kantung kuning telur embrio dan sel-sel ini biasanya menjadi ovarium atau testis. Biasanya ditemukan di ovarium, testis, atau daerah sacrococcygeal, yakni bagian bawah tulang belakang.

Di dalam testis, gejala yang muncul biasanya terjadi pembengkakan yang terlihat, tidak nyeri, dan kencang. Sedangkan di ovarium pembengkakannya tidak terlihat sehingga tumor dapat tumbuh sangat besar sebelum diketahui.

Untuk tumor di daerah sacrococcygeal, dapat dilihat sebagai pembengkakan pada bokong yang sering disalahartikan sebagai memar atau infeksi.

Baca Juga: Waduh, 1 dari 5 Perempuan Percaya Pap Smear Bisa Deteksi Kanker Ovarium

Ilustrasi anak balita (Shutterstock)
Ilustrasi anak balita (Shutterstock)

Beberapa hari setelah diagnosis, Kenni langsung menjalani operasi untuk mengangkat ovarium kanannya dan lima inci dari usus kecilnya.

Pada akhir Februari, Kenni memulai kemoterapi. Dia menjalani empat tahapan yang masing-masing berlangsung lima hari.

"Setelah kemoterapi putaran pertama, rambutnya mulai rontok," kata ibu Kenni, Meagan.

"Dia mengalami mual, nafsu makannya tidak begitu baik, dan dia sering muntah," sambungnya.

Akhirnya, pada 12 Juni kemarin Kenni dinyatakan sembuh dari kanker ovarium ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI