Alami Hipertensi saat Hamil, Ini Bahayanya

Rabu, 26 Juni 2019 | 10:53 WIB
Alami Hipertensi saat Hamil, Ini Bahayanya
Ilustrasi ibu hamil alami hipertensi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Alami Hipertensi saat Hamil, Ini Bahayanya.

Kehamilan merupakan momen yang ditunggu-tunggu oleh pasangan yang sudah menikah. Namun untuk mencapai kehamilan sehat dibutuhkan persiapan fisik dan mental serta pengetahuan yang memadai tentang nutrisi dan tumbuh kembang bayi karena dapat mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatan janin dalam kandungan.

Salah satu risiko yang kerap dialami ibu hamil saat menjalani proses kehamilan adalah peningkatan tekanan darah tinggi. Disampaikan dr. Tia Indriana, SpOG dari Siloam Hospital Purwakarta, hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu indikator kehamilan beresiko tinggi. Oleh karena itu, kondisi ini wajib diwaspadai oleh seluruh ibu hamil.

"Hipertensi dalam kehamilan bisa saja ringan, namun jika tidak segera ditangani secara tepat bisa mengakibatkan masalah serius bahkan mengancam nyawa baik ibu maupun janin yang dikandungnya. Selain itu hipertensi saat hamil juga menimbulkan berbagai dampak negatif antara lain seperti pertumbuhan janin yang terhambat, kelahiran prematur, sampai dapat mengakibatkan bayi meninggal dalam kandungan," ujar dr Tia dalam keterangan resmi yang diterima Suara.com, Rabu (26/6/2019).

Baca Juga: 8 Jenis Vitamin B yang Dibutuhkan Ibu Hamil, Apa Saja?

Selain pembahasan mengenai risiko hipertensi saat hamil, seminar ilmiah yang diikuti 120 bidan yang berasal dari Karawang, Subang, dan Garut, ini juga membahas mengenai topik lainnya seputar kehamilan.

Dalam kesempatan yang sama, dr. Anggia F. Riziamuti, Sp.A, M. Kes membahas mengenai masa transisi bayi usai lahir. Ia menjelaskan, saat dilahirkan, bayi akan segera memasuki masa transisi untuk mampu bernapas sendiri. Sayangnya, tidak semua bayi bisa beradaptasi dengan baik. Jika bayi mengalami kondisi tersebut, maka resusitasi bayi baru lahir perlu dilakukan untuk membantu pernapasannya, hingga bayi mampu bernapas sendiri.

"Umumnya saat bayi baru dilahirkan, dokter dan tim medis akan mengeringkan tubuh bayi dan menyelimutinya, menjaga suhu agar tetap hangat dan menempatkan bayi pada posisi yang benar. Kemudian berikan aliran oksigen kepada bayi baru lahir, sambil dilakukan observasi atau pemantauan pada bayi yang baru lahir," imbuhnya.

Topik lain yang juga dibahas adalah soal kesuburan. Disampaikan dr Gracia Merryane R.G.R, SpOG, gangguan kesuburan atau infertilitas adalah kegagalan untuk hamil setelah sekitar satu tahun melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan kondom. Kondisi ini dapat mempengaruhi sekitar 15 persen pasangan pada usia reproduksi.

"Kemandulan dapat disebabkan oleh masalah pada suami atau istri, atau kombinasi faktor-faktor yang dapat mengganggu kehamilan," ujarnya.

Baca Juga: Ini Pentingnya Ibu Hamil Lakukan Skrining Janin Lewat NIPT

Pada pasangan yang dinyatakan mengalami gangguan kesuburan maka ada beberapa metode yang bisa dipilih untuk mendapatkan momongan, seperti bayi tabung, konsumsi obat kesuburan hingga inseminasi buatan. Dr Gracia mengatakan, inseminasi buatan dilakukan dengan cara menyuntikan sperma langsung ke rahim dengan bantuan kateter. Tingkat keberhasilan inseminasi buatan menurutnya lebih tinggi daripada metode lain.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI