Wanita Ini Mati Suri Selama 27 Menit, Ini yang Dialaminya Menurut Sains

Selasa, 25 Juni 2019 | 17:40 WIB
Wanita Ini Mati Suri Selama 27 Menit, Ini yang Dialaminya Menurut Sains
Ilustrasi mati suri (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tina Hines, mengalami mati suri selama 27 menit setelah dirinya terkena serangan jantung mendadak saat akan pergi naik gunung bersama suaminya, Brian Hines, pada akhir Februari lalu.

Dalam pendakian, tiba-tiba perempuan dari Phoenix, Arizona, ini jatuh di samping suaminya. Melihat itu Brian langsung melalukan CPR atau pertolongan pertama karena melihat sang istri sudah berubah menjadi 'pucat keunguan' sembari menunggu petugas medis datang.

Selama dalam perjalanan ke rumah sakit, Brian dan petugas medis mencoba berulang kali menghidupkan Tina tapi tidak berhasil. Akhirnya Tina dinyatakan meninggal.

Tetapi 27 menit kemudian setelah mendapat intubasi, Tina bangun. Secara cepat ia memberi isyarat untuk menulis sesuatu sehingga dia bisa menuliskan pesan samarnya, 'It's real (Ini nyata)'.

Baca Juga: Hamil Bayi Kembar, Wanita Ini Harus Bertahan Meski Satu Janin Meninggal

Melansir Daily Mail, seseorang yang sempat mengalami kejadian seperti Tina ini, yang disebut dengan 'nearly death-experience (pengalaman mendekati kematian)' biasanya tidak memiliki ingatan dalam waktu singkat di mana mereka secara teknis meninggal.

Tetapi 10% hingga 20% yang mengalami ini, bisa mengingatnya.

Ilustrasi orang sedang koma (Pixabay/parentingupstream)
Ilustrasi orang sedang koma (Pixabay/parentingupstream)

Banyak laporan tentang pengalaman mendekati kematian ini yang terdengar sama, cahaya putih dan flashback kenangan-kenangan terdahulu.

Tetapi, para ilmuwan telah mencoba untuk mempelajari apa yang sebenarnya terjadi pada otak dan kesadaran ketika seseorang berada di ambang kematian, melansir Livescience.

Dalam sebuah studi baru yang disebut AWARE (AWAreness selama REsuscitation), dokter memeriksa pasien di rumah sakit di Eropa dan Amerika Utara yang mencapai keadaan yang disebut henti jantung.

"Bertolak belakang dengan persepsi populer, kematian bukanlah saat yang spesifik," kata pemimpin penelitian Dr. Sam Parnia dari University of Southampton di Inggris.

Baca Juga: Banyak Kasus Turis Meninggal saat Wisata, Ini 4 Tips Aman Saat Liburan

"Ini adalah proses yang dimulai ketika jantung berhenti berdetak, paru-paru berhenti bekerja dan otak berhenti berfungsi. Suatu kondisi medis yang disebut henti jantung, yang dari sudut pandang biologis identik dengan kematian klinis."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI