Waspada, Berenang di Laut Berisiko Kena Infeksi Bakteri Ini

Selasa, 25 Juni 2019 | 12:10 WIB
Waspada, Berenang di Laut Berisiko Kena Infeksi Bakteri Ini
Ilustrasi berenang di laut. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Musim panas adalah waktu terbaik untuk pergi ke pantai, menggelapkan kulit, dan menikmati waktu bersama teman dan keluarga. Tetapi Anda mungkin harus mempertimbangkan matang-matang jika ingin berenang.

Pasalnya sebuah studi terkini menunjukkan bahwa lautan dapat mengubah populasi bakteri pada kulit yang membuat Anda berisiko lebih tinggi mengalami infeksi. Temuan ini mendukung laporan sebelumnya yang menunjukkan hubungan antara paparan air laut dan risiko infeksi.

Disampaikan Marisa Chattman Nielsen, peneliti utama dalam studi ini, kualitas air yang buruk di banyak pantai juga telah dikaitkan dengan peningkatan kasus infeksi telinga, penyakit saluran cerna, dan pernapasan, di samping meningkatkan risiko infeksi kulit.

"Data kami menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa paparan air laut dapat mengubah keragaman dan komposisi bakteri pada kulit manusia. Saat berenang, bakteri normal di kulit tersapu, sementara bakteri laut menyentuh kulit," ujar Nielsen.

Baca Juga: Berenang Pakai Softlens, Berbahayakah untuk Mata?

Untuk mengarah pada kesimpulan ini, Nielsen dan timnya mengumpulkan sembilan orang responden. Kemudian peneliti memantau kulit mereka sebelum dan sesudah berenang. Para peneliti juga mengumpulkan sampel bakteri kulit dari kaki partisipan 10 menit sebelum berenang di lautan, setelah dikeringkan di udara, enam jam setelah berenang, dan sehari setelahnya.

Hasil penelitian menunjukkan, sebelum terkena air laut, setiap peserta memiliki komunitas bakteri kulit yang berbeda. Tetapi setelah berenang, para peneliti menemukan seluruh responden memiliki komunitas bakteri yang sama di kulit mereka.

Namun, enam jam setelah berenang bakteri kulit mereka mulai kembali ke keadaan sebelum berenang. Proses berlanjut selama 24 jam ke depan.

"Satu temuan yang sangat menarik adalah bahwa spesies bakteri Vibrio terdeteksi pada setiap peserta setelah berenang di lautan, dan setelah kering di udara," kata Nielsen seperti dilansir dari Medical Daily.

Vibrio, kata Nielsen, termasuk bakteri yang menyebabkan penyakit kolera. Bahkan bakteri ini cenderung bertahan lebih lama pada kulit setelah berenang di laut ketimbang jenis bakteri lainnya.

Baca Juga: Horor, Penyelam Ini Ditarik Gurita ke Dasar Laut saat Asyik Berenang

Kulit sendiri memainkan peran penting dalam melindungi tubuh. Bakteri baik pada kulit mendukung sistem kekebalan tubuh dan menghalangi penyakit dan infeksi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI