Suara.com - Anak Tak Mau Makan, Ayah Ini Punya Taktik Tersendiri, Yuk Coba
Merayu anak untuk mudah makan bukan pekerjaan yang mudah. Padahal di masa tumbuh kembangnya anak membutuhkan nutrisi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhannya.
Seorang ayah di Orlando, Christopher Duett pun punya taktik tersendiri untuk membuat anak lelakinya yang berusia dua tahun, Warren, mau makan. Ya, dalam sebuah video yang diunggahnya lewat twitter, tampak Duett melibatkan boneka pinguin dan mengajak anaknya menyuapi boneka tersebut.
Taktiknya ini terbukti berhasil membuat Warren mau makan. Kepada BuzzFeed News, Duett mengaku bahwa sebenarnya lewat video tersebut ia ingin menunjukkan ada metode lain yang dapat membuat anak patuh tanpa menimbulkan kerusakan apapun terutama bagi perkembangan emosional mereka.
Baca Juga: Tak Gengsi, Ruben Onsu Pilih Makan Lesehan Bareng Adik
Ia juga mengaku belum pernah mencoba taktik ini sebelumnya dan dia ingin menunjukkan bahwa hasil yang sama bisa datang dari pola asuh yang tidak menamamkan rasa takut atau trauma.
"Saya hanya ingin orangtua untuk mempertimbangkan pendekatan yang saya gunakan," katanya.
Strategi merayu anak mau makan ala Duett ini pun merespon berbagai video berbau kekerasan yang dilakukan orangtua agar anaknya mau makan. Ada sebuah video yang konon direkam oleh paman dari seorang balita. "Ketika anak-anak tidak mau makan ... inilah yang harus Anda lakukan," tulis pengguna @rudyhernandez_ sambil memberikan emoji tertawa.
Video itu memperlihatkan seorang lelaki merayu balita untuk makan dengan memukuli boneka Mickey Mouse yang diibaratkan tak mau makan. Terkejut dengan aksi lelaki tersebut, balita itupun akhirnya mau disuapi makanan. Video ini telah ditonton hampir 16 juta kali dan di-retweet hampir 115.000 kali sejak dibagikan Rabu lalu.
Duett mengatakan apa yang dilakukan lelaki dalam video tersebut dapat membawa konsekuensi yang berdampak bagi perkembangan emosional anak di masa mendatang.
Baca Juga: Wow, Pria Ini Pecahkan Rekor Habiskan 65 Makanan Tradisional dalam 12 Menit
"Video itu bermasalah karena mereka menciptakan ilusi keefektifan. Tetapi apa yang terjadi di balik layar itu adalah bahwa seorang anak seusia itu mengamati perilaku orang lain dan akan menirunya," ujar Duett.