Suara.com - Kegiatan Donor Darah Efektif Turunkan Angka Kematian Ibu, Kok Bisa?
Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015 menunjukkan Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup. Salah satu faktornya adalah kondisi pendarahan.
Itu sebabnya ketersediaan darah di unit tranfusi darah merupakan kunci untuk menurunkan angka kematian ibu di Indonesia. Hal ini disampaikan Sekretaris Jenderal Kemenkes drg. Oscar Primadi, MPH.
Oscar mengatakan darah yang aman dan berkualitas merupakan bagian yang tidak terpisahkan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu. Hal ini dapat lebih mudah dicapai jika semakin banyak donor darah sukarela yang secara rutin mendonorkan darahnya ke UTD, sehingga UTD dapat selalu memenuhi permintaan darah dari fasilitas pelayanan kesehatan.
Baca Juga: Luangkan Waktu Donor Darah, RFB Beri Rp 200.000 untuk Pendonor
“Saya harapkan, kita semua yang hadir pada acara hari ini akan dapat ikut berperan serta dalam upaya peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya donor darah sukarela, dan acara hari ini juga sebagai bentuk apresiasi dan ucapan terima kasih kepada seluruh pendonor darah atas kesediaannya menyumbangkan darah kepada para pasien yang membutuhkan,” kata Sekjen Oscar dalam keterangannya yang diterima Suara.com, Senin (24/6/2019).
Drg. Oscar melanjutkan, khusus untuk pegawai yang bekerja di bidang kesehatan, ia meminta agar dapat memberikan teladan kepada masyarakat dengan menjadikan donor darah sebagai bagian dari gaya hidup kita. Sehingga pada akhirnya aksi donor darah sukarela tidak hanya dilaksanakan pada acara-acara khusus saja, tetapi menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat untuk secara rutin mendonorkan darahnya menjadi Donor Darah Lestari.
"Bagaimanapun indikator dari ketersediaan darah ada yang sangat signifikan seperti penurunan angka kematian ibu. Dari sisi penyebab, ketersediaan darah penting. Makanya kita perlu memastikan ketersediaan darah. Upaya akses yang paling tinggi termasuk mengampanyekan donor darah sukarela," tandasnya.