Demi Kesehatan, Pemerintah Diminta Pantau Polusi Tol Trans Jawa

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 24 Juni 2019 | 07:20 WIB
Demi Kesehatan, Pemerintah Diminta Pantau Polusi Tol Trans Jawa
Arus balik mudik Lebaran 2019. Kendaraan pemudik terjebak kemacetan saat melintas di ruas jalan tol Cikopo - Palimanan KM 80, Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (8/6/2019). [Antara/M Ibnu Chazar]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Demi Kesehatan, Pemerintah Diminta Pantau Polusi Tol Trans Jawa

Musim mudik lebaran 2019 telah selesai, namun masih meninggalkan beberapa persolan terkait polusi udara. Setelah sempat ramai kualitas udara DKI Jakarta yang buruk, kini polusi udara di Tol Trans Jawa yang jadi sorotan.

Direktur Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), Ahmad Syafrudin, mengatakan laporan terkait polusi udara di Tol Trans Jawa hinga saat ini belum dikeluarkan oleh pemerintah.

"Pemerintah harus memantau kualitas udara dan dampak kesehatan pencemaran udara, setelah diketahui agar diambil langkah-langkah khusus," katanya ketika berbincang dengan wartawan usai menjadi pembicara diskusi bertema "Kesiapan Kendaraan Listrik Mengaspal di Jakarta" di Jakarta, baru-baru ini.

Baca Juga: Pangkas Polusi Udara, Irlandia Larang Penjualan Kendaraan Konvensional 2030

Menurutnya, pencatatan polusi di Tol Trans Jawa dapat memetakan kawasan-kawasan yang memerlukan intervensi dari aspek kesehatan. Gangguan kesehatan masyarakat sekitar tol juga tidak terpantau dengan baik melalui pencatatan khusus jika sakit atau bahkan meninggal karena pencemaran udara.

Ia mengatakan di kawasan manapun, polusi dapat memicu gangguan kesehatan ringan sampai berat.

"Bisa dijamin mereka bengek, penyempitan saluran pernapasan, pneumonia, jantung koroner, kanker, dan lainnya," kata dia

Polusi udara di area Tol Trans Jawa harus jadi perhatian. (Suara.com/Adam Iyasa)
Polusi udara di area Tol Trans Jawa harus jadi perhatian. (Suara.com/Adam Iyasa)

Pihaknya telah melakukan pencatatan dampak polusi terhadap gangguan kesehatan masyarakat di Jakarta. Akan tetapi, pencatatan di kawasan Tol Trans Jawa belum dilakukan.

Kendati demikian, dia menyajikan data dampak polusi di Jakarta sebagai pembanding.

Baca Juga: Anies Dikritik Greenpeace soal Bus Listrik Bisa Atasi Polusi Udara Jakarta

"Catatan kami di Jakarta Tahun 2016 masyarakat yang kena ispa 2,7 juta, jantung koroner 1,4 juta atau gagal jantung dengan orang awam menyebutnya masuk angin atau angin duduk. Selain itu, ada gangguan bronkitis dan anak-nak dengan IQ relatif rendah karena pencemaran udara. Kami cuma bisa catat di Jakarta, yang pantura belum kami catat," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI