Suara.com - Setelah beberapa hari belakangan Galih Ginanjar, mantan suami Fairuz A Rafiq menjadi perbincangan akibat membicarakan organ intim berbau seperti ikan asin.
Kini giliran Fairuz A Rafiq dan Sonny Septian menjadi sorotan setelah menjadi bintang tamu di acara Hotman Paris Show Inews TV.
Dalam acara tersebut Fairuz dan Sonny Septian menceritakan kehidupan rumah tangga mereka, termasuk tips menjaga keharmonisan melalui hubungan seksual.
Di tengah acara, Hotman Paris menanyakan cara Fairuz sebagai istri menjaga keharmonisan agar Sonny Septian tidak berpaling. Hotman Paris pun sempay menyinggung soal wewangian yang sering digunakan Fairuz.
Baca Juga: Mulai Kurangi Bahan Kimia dengan Beberapa Rekomendasi Deodoran Alami Ini
Tak disangka, Fairuz justru mengaku tidak pernah memakai deodoran. Pengakuannya pun sempat membuat Hotman Paris terkejut dan tak percaya.
"Aku tuh nggak pernah bau tahu bang. Pakai deodoran seumur hidup aja nggak pernah, iya nggak pernah," ujar Fairuz dilansir dari Youtube Hotman Paris Show.
Sonny Septian lantas membenarkan bahwa istrinya tak pernah memakai deodoran, tetapi ia juga tidak pernah merasa istrinya bau badan.
"Iya dia nggak pernah bau, sering aku cium sama sekali nggak bau," sambung Sonny Septian.
"Iya sama sekali nggak pernah pakai (deodoran)," jelas Fairuz.
Baca Juga: Koma Tiga Minggu, Bocah 13 Tahun Ini Sadar Setelah Cium Bau Deodoran
Beberapa wanita mungkin sama seperti Fairuz yang tidak pernah memakai deodoran karena alasan tertentu. Tapi banyak pula yang memakai deodoran sebagai cara mengatasi bau badan. Tetapi, apakah penggunaan deodoran setiap hari aman?
Melansir dari Huffington Post, deodoran mengandung bahan aktif yang ditemukan dalam antiperspiran yakni aluminium klorida, senyawa yang bekerja menghalangi saluran keringan dan menghentikan sekresi yang keluar dari kelenjar keringat.
Deodoran juga mengandung paraben, suatu bentuk pengawet yang berfungsi untuk meniru aktivitas estrogen dalam sel-sel tubuh.
Selama ini banyak teori dan penelitian berhipotesis bahwa paparan paraben dapat meningkatkan risiko kanker.
"Komponen ini dipercaya dapat memengaruhi hormon pada wanita karena meningkatkan risiko kanker payudara dan memengaruhi keseimbangan hormon," kata Profesor Guy Elsick, ahli epidemiologi kanker di University of Sydney.
"Sebagian besar lesi kanker payudara ditemukan di kuadran atas, dekat ketiak. Akibatnya, beberapa peneliti telah mencoba untuk mengkorelasikan risiko kanker dengan penggunaan deodoran sebagai faktor risiko potensial," jelasnya.
Tetapi, hubungan sebab akibat antara pengguaan deodoran dan kanker payudara ini belum ada bukti signifikan. Sama halnya yang diungkap dalam studi The National Cancer Institute dilansir dari hellosehat.com, yang menyebutkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara pemakaian deodoran dengan kanker.
Selain kanker, penyakit lain yang sering dikaitkan dengan pemakaian deodoran yakni Alzheimer. Serupa seperti kanker, sampai saat ini belum ada pula bukti ilmiah yang membuktikan rumor tersebut.
Meski begitu, penggunaan deodoran berlebih dan setiap hari juga tidak dianjurkan. Karena penggunaan deodoran bukan hal wajib setiap hari, kecuali jika Anda memiliki aktivitas harian padat dan sering berkeringat.
Pada intinya, penggunaan deodoran harus sesuai dengan aktivitas harian yang Anda lakukan. Jika memang aktivitas Anda padat dan akan mengeluarkan banyak keringat, maka gunakanlah deodoran seperlunya.