Vape Meledak Saat Digunakan, Rahang Patah Hingga Beberapa Gigi Terlepas

Jum'at, 21 Juni 2019 | 09:13 WIB
Vape Meledak Saat Digunakan, Rahang Patah Hingga Beberapa Gigi Terlepas
Ilustrasi vape (rokok elektrik). (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang bocah berusia 17 tahun asal Nevada, Amerika Serikat, mengalami kerusakan wajah akibat vape yang sedang digunakannya meledak. Ia harus menjalani berbagai tahap operasi untuk memperbaiki wajahnya itu.

Kasus ini diterbitkan oleh New England Journal of Medicine pada 2018, menyoroti bahaya rokok elektrik yang bisa meledak kapan saja dan menyebabkan luka bakar serta kerusakan wajah yang parah.

"Dia menggunakan vape ini, dan meledak di wajahnya saat dia menggunakannya," kata salah satu dokter yang merawatnya, Dr. Katie Russell, seorang ahli bedah anak-anak di Universitas Utah di Salt Lake City.

Ledakan ini cukup kuat hingga mampu mematahkan rahang dan membuat beberapa gigi terlepas.

Baca Juga: Peneliti Ungkap Pengguna Vape Justru Berisiko Serangan Jantung dan Stroke

"Ia mematahkan rahang bawahnya, yang membutuhkan sejumlah besar kekuatan," sambung dokter Russell. Sang dokter harus memasukkan alat besi berukuran 2 inci untuk menstabilkan fraktur tulangnya.

"Rahangnya (harus) tertutup selama enam minggu," lanjutnya lagi.

Akibat vape meledak saat digunakan (Instagram/WebMD)
Akibat vape meledak saat digunakan (Instagram/WebMD)

"Dia hanya bisa makan makanan lunak selama enam minggu, sampai rahangnya membaik, dan dia harus dioperasi lagi untuk melepaskan alat-nya itu."

Meskipun rahang remaja ini sudah pulih, masih ada tiga atau empat giginya yang hilang. Tetapi dokter Russell mengatakan pasiennya itu ingin memperbaikinya pada musim panas ini.

Ini bukanlah kejadian aneh, masih ada setidaknya ratusan kasus yang sama akibat rokok elektrik.

Baca Juga: Gunakan Vape, Orang Tua Sebaiknya Hindari Penggunaannya di Dekat Anak

Pada Oktober 2016, dokter di University of Washington Medical Center di Seattle melaporkan telah merawat 15 pasien dengan luka-luka akibat ledakan e-rokok selama sembilan bulan, menurut surat yang mereka terbitkan dalam New England Journal of Medicine .

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI