Studi: Obat Hipertensi Bisa Jadi Harapan Baru Pasien Alzheimer

Vika Widiastuti Suara.Com
Jum'at, 21 Juni 2019 | 07:20 WIB
Studi: Obat Hipertensi Bisa Jadi Harapan Baru Pasien Alzheimer
Ilustrasi (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para peneliti mengungkapkan bahwa obat nilvadipine mungkin bisa menjadi harapan bagi pasien alzheimer. Obat yang dikonsumsi untuk mengandalikan hipertensi, ternyata juga bisa memerangi penyakit alzheimer tanpa memengaruhi bagian otak lainnya.

Nilvadipine berperan sebagai blocker saluran kalsium yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi

Dalam penelitian yang diterbitkan di Hipertension: Journal of American Heart Association menunjukkan bahwa penurunan aliran darah yang terhubung ke otak pada pasien alzheimer bisa dibalikkan di beberapa daerah.

Jadi, menurut penulis studi Jurgen Claassen, Associate Professor di Radboud University di Belanda, perawatan tekanan darah tinggi ini menjanjikan bagi pasien alzheimer. Sebab, tampaknya tidak mengurangi aliran darah ke otak, yang bisa menyebabkan lebih banyak kerugian.

Baca Juga: Hipertensi Memburuk, Kebiasaan Ini Bisa Jadi Solusi Masalah Tekanan Darah

"Meskipun tidak ada perawatan medis tanpa risiko, mendapatkan perawatan untuk tekanan darah tinggi bisa jadi merupakan hal yang penting untuk menjaga kesehatan otak pada pasien dengan penyakit alzheimer," ungkap Claassen.

Ilustrasi tekanan darah tinggi [pixabay]
Ilustrasi tekanan darah tinggi [pixabay]

Untuk mengetahui manfaat nilvadipine, peneliti telah membandingkan penggunaan nilvadipine dan plasebo di antara orang-orang dengan alzheimer ringan hingga sedang.

Para peneliti pun secara acak memberikan nilvadipine dan plasebo pada 44 peserta selama enam bulan. Mereka mengukur aliran darah ke otak tertentu menggunakan teknik magnetic resonance imaging (MRI) yang unik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aliran darah ke hippocampus, pusat memori, dan pembelajaran meningkat 20 persen pada kelompok nilvadipine daripada kelompok plasebo. Aliran darah ke daerah lain di otak tidak berubah pada kedua kelompok.

Namun, ukuran sampel penelitian ini terlalu kecil dan waktu tidak lanjutnya juga terlalu singkat untuk sepenuhnya yakin efek dari peningkatan aliran darah di otak pada struktural otak dan ukuran kognitif.

Baca Juga: Suka Marah-Marah Tanda Hipertensi?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI